Berita Bekasi Nomor Satu

Muhamad Rochadi Pilih Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat: Bangun SDM, Fokus Tingkatkan Kualitas Pendidikan  

RESMI DILANTIK: Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Muhamad Rochadi didampingi istri saat menjalani proses pelantikan di Gedung Merdeka Kota Bandung, Senin (2/9). KARSIM PRATAMA/RADAR BEKASI 

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhamad Rochadi, bakal menjalankan amanahnya sebagai wakil rakyat di Komisi V.

Upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dari segi pendidikan di daerah pemilihan (Dapil) Jawa Barat IX Kabupaten Bekasi menjadi tujuannya.

Usai dilantik menjadi Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat di Gedung Merdeka Kota Bandung, Senin (2/9), Adi-sapaannya- berharap perannya di legislatif dapat membantu mewujudkan mimpi-mimpi masyarakat Kabupaten Bekasi.

“Jujur, saya ingin fokus di pendidikan. Semoga saya bisa membantu mewujudkan mimpi-mimpi masyarakat di Kabupaten Bekasi,” ujar Adi, kepada Radar Bekasi, Rabu (4/9).

Komisi V dipilih agar tekadnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Bekasi bisa berjalan sesuai harapan. Dimana, Komisi V ini menaungi pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya.

BACA JUGA: Hari Ini, 55 Anggota DPRD Kabupaten Bekasi Dilantik

Dirinya menilai, untuk membangun suatu daerah itu yang terpenting adalah meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh karena itu pendidikan yang paling utama.

“Dasar membangun suatu daerah itu awalnya dari Sumber Daya Manusia (SDM)-nya dulu. Ya perlu peningkatan, karena kalau bicara kampus semua ada di pusat di Kemendikbud. Tapi minimal kita bisa membantu komunikasi,” tutur pria yang juga menjabat sebagai Ketua DPC PKB Kabupaten Bekasi ini.

PROSES PELANTIKAN: Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat saat menjalani pelantikan di Gedung Merdeka Kota Bandung, Senin (2/9). KARSIM PRATAMA/RADAR BEKASI

Kondisi pendidikan di Kabupaten Bekasi sebenarnya sudah cukup baik. Hanya saja masih perlu ada peningkatan seperti infrastruktur sarana dan prasarananya. Pasalnya tidak hanya banyaknya sekolah, melainkan fasilitasnya harus mumpuni.

“Sekolah itu tidak cuma ketersedian atau banyaknya sekolah, tapi fasilitasnya harus mumpuni. Bagaimana mau ngomong standar internasional, sedangkan kita masih pake pulpen, belum komputer, ini contoh saja,” katanya. (adv/pra)