RADARBEKASI.ID, BEKASI – Satuan pendidikan sedang mempersiapkan pengisian Survei Lingkungan Belajar (Sulingjar) untuk mengevaluasi kondisi lingkungan belajar setelah pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).
Pengisian Sulingjar ini wajib dilakukan oleh kepala sekolah (kepsek) dan guru jenjang SMA, SMK, dan SLB, yang akan berlangsung mulai 11 hingga 24 September 2024, sesuai dengan kesiapan masing-masing sekolah.
“Memang kami tengah mempersiapkan pengisian Sulingjar yang diikuti oleh para guru,” ujar Kepala SMA Tulus Bhakti, Kota Bekasi, Margo Cahyono kepada Radar Bekasi.
Margo menjelaskan bahwa hasil pengisian Sulingjar akan dikemas dalam rapor mutu satuan pendidikan untuk menilai kondisi lingkungan belajar dan menjadi acuan dalam proses akreditasi sekolah selanjutnya.
“Sulingjar ANBK 2024 ini akan diikuti oleh siswa, kepala sekolah, dan guru yang terdaftar dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) atau Education Management Information System (EMIS) secara valid dan mutakhir dengan status aktif menjabat sebagai kepala satuan pendidikan dan aktif mengajar di satuan pendidikan,” beber Margo.
Menurutnya, tidak ada persiapan khusus yang dilakukan pihaknya, namun guru diharapkan dapat mengisi Sulingjar sesuai dengan kondisi sekolah, karena ini adalah alat ukur untuk mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan satuan pendidikan.
BACA JUGA: PTS di Bekasi Dimulai September, Sekolah Persiapkan Soal dan Media Ujian
Pengisian Sulingjar bertujuan untuk mengukur aspek-aspek lingkungan satuan pendidikan (input dan proses belajar-mengajar) yang berdampak pada proses dan hasil belajar peserta didik.
“Yang dipersiapkan secara khusus tidak ada, hanya saya meminta guru untuk mengisi Sulingjar sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah,” terangnya.
Hal senada disampaikan oleh Kepala SMAN 1 Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Sayuti, yang telah menginstruksikan seluruh guru untuk mengisi Sulingjar.
“Saya telah menginstruksikan seluruh guru untuk siap mengisi Sulingjar ANBK 2024,” ucap Sayuti.
Sayuti menjelaskan bahwa Sulingjar merupakan alat ukur untuk mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan satuan pendidikan. Partisipasi setiap guru dan kepala sekolah dalam Sulingjar akan mempengaruhi akurasi gambaran umum iklim belajar dan iklim satuan pendidikan.
Hasil Sulingjar akan dilaporkan sebagai hasil satuan pendidikan, bukan hasil individu guru dan kepala sekolah, dan akan menjadi bagian dari data profil pendidikan serta rapor pendidikan untuk masing-masing satuan pendidikan dan pemerintah daerah, memberikan gambaran tentang kualitas dan mutu pendidikan.
Sayuti menambahkan, pengisian Sulingjar dapat dilakukan secara daring tanpa pengawasan, dan dapat diakses dari mana saja selama ada koneksi internet.
“Oleh karena itu, partisipasi setiap guru dan kepala sekolah dalam mengisi Sulingjar ini sangat penting untuk memastikan akurasi gambaran umum iklim belajar dan iklim satuan pendidikan,” pungkasnya. (dew)