RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sebagian masyarakat awam masih menganggap seni grafiti identik dengan aksi vandalisme. Stigma negatif itu sedang diluruskan komunitas grafiti Bekasi ‘Artherapy Movement’.
Komunitas yang berdiri sejak 2007 ini memiliki program pencitraannya sendiri. Mereka kerap ‘menyulap’ kampung yang semula kumuh menjadi lebih estetik.
“Ada program dari Artherapy movement yang bernama “Maranin Kampung”. Sebuah program dari komunitas yang terjun langsung untung gambar di permukiman warga,” ucap salah satu anggota Artherapy Movement, Alfian Maulana kepada Radar Bekasi, Kamis (19/9).
BACA JUGA: ‘Liarnya’ Tamiya Street Mini 4WD
Alfian atau biasa disapa Godel mengungkapkan, Artherapy Movement terbentuk untuk mewadahi keberadaan pelaku grafiti yang kini sudah banyak di Kota Bekasi.
“Kebentuknya karena dari sebuah tongkrongan dan berinisitif membuka forum gambar bareng dan bisa saling bertukar pikiran dengan sesama teman teman komunitas lainya, tujuanya agar lebih terarah,” ucapnya.
Saat ini, Artherapy movement terus berkembang dan anggotanya makin bertambah setiap tahunnya.
“Teman-teman komunitas grafiti sejauh ini cukup solid dan berkembang terus, kurang lebih yang aktif anggotanya ada sekitar 60 orang,” jelas dia.
BACA JUGA: Pemkot Bekasi Tak Peduli Meski Atlet BMX Berprestasi
Keberadaan Artherapy Movement diharapkan bisa membangun solidaritas sesama komunitas grafiti lainnya dan bisa meningkatkan keterampilan mereka lewat tukar informasi dalam konsep menggambar.
Dan yang tak kalah penting, kata dia bisa mengedukasi masyarakat, karena grafiti bukan tentang vandalisme.
“Pandangan masyarakat perlahan mulai terbuka tentang grafiti, awalnya kaya gambar di jalan terus ada orang yang tertarik sama gambarnya jadi di ajak projek, biasanya projek kafe atau rumah pribadi gitu,” pungkasnya. (rez)