RADARBEKASI.ID, BEKASI – Prevalensi anemia pada remaja putri di Indonesia terus mengalami peningkatan berdasarkan Riset Kesehatan Dasar. Pemerintah melalui Puskesmas memiliki program untuk penanganan masalah anemia remaja dengan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) yang disalurkan ke sekolah-sekolah.
Akan tetapi banyak penelitian yang menunjukkan bahwa kepatuhan dalam konsumsi TTD masih rendah.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Keluarga (STIKes Mitra Keluarga), Noerfitri, S.KM., MKM menyampaikan bahwa dalam penelitian timnya di beberapa sekolah di Kota Bekasi menunjukkan ketersediaan TTD serta teman sebaya merupakan salah satu faktor yang berkontribusi dalam kepatuhan konsumsi TTD.
Pencatatan kepatuhan dan edukasi tentang konsumsi TTD selama ini berada di bawah tanggung jawab dan pengawasan Puskesmas serta guru UKS untuk setiap sekolah. Dengan rasio petugas dan siswa yang tidak seimbang, pencatatan dan pemantauan konsumsi belum berjalan optimal.
Hal tersebut yang menggagas tim Pengabdian Masyarakat STIKes Mitra Keluarga mengadakan Pengabdian Masyarakat kolaborasi antara Puskesmas Aren Jaya dan SMPN 11 Kota Bekasi dalam melakukan implementasi pencatatan dan edukasi berbasis sistem dengan pemberdayaan teman sebaya.
Noerfitri menyampaikan bahwa timnya mengembangkan aplikasi yang diberi nama Bekasi Peduli Anemia (BELIA). Aplikasi ini memfasilitasi input kondisi siswi, kepatuhan konsumsi TTD oleh DUTA BELIA.
Selanjutnya Guru UKS dan Puskesmas dapat mengakses dan menarik laporan kepatuhan konsumsi TTD melalui aplikasi tersebut.
Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) siswi SMPN 11 sehingga dapat mengurangi anemia pada remaja putri.
Kegiatan Pengabdian dilakukan dalam bentuk pelatihan kelompok sebaya yang diberi label DUTA BELIA serta pelatihan guru yang diberi label GURU BELIA.
DUTA BELIA dipilih perwakilan siswi teraktif dua orang dari setiap kelas, sedangkan GURU BELIA adalah wali kelas, guru UKS serta Guru Bimbingan dan Konseling.
Duta BELIA memiliki tanggung jawab mengedukasi, mendorong temannya serta mencatat konsumsi TTD pada aplikasi. Sedangkan guru BELIA memantau kepatuhan melalui aplikasi.
(https://bekasipedulianemia.com/admin/laporan/kelas/1)
Kegiatan diawali dengan pengembangan sistem digital serta seluruh perangkatnya kurang lebih tiga bulan. Selanjutnya rangkaian kegiatan pengabdian Masyarakat yang dilakukan adalah pemeriksaan kadar hemoglobin serta pengecekan kebiasaan konsumsi TTD kepada 400 siswi SMPN 11 Kota Bekasi, pelatihan DUTA BELIA, pelatihan Guru BELIA dan implementasi aplikasi BELIA yang akan dilaksanakan hingga Desember 2024.
Karyati selaku Guru penanggung jawab UKS SMPN 11 Kota Bekasi mengungkapkan bahwa program BELIA sangat bermanfaat dalam meningkatkan kinerja pemantauan yang selama ini dilakukan oleh UKS secara manual.
Selain itu, pelatihan Duta BELIA dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta rasa percaya diri Duta BELIA dalam melakukan edukasi kepada temannya.
Selain itu, karena sebaya, siswi sasaran lebih terbuka kepada DUTA terkait kendala-kendala konsumsi TTD dan kebiasaan lain yang mengakibatkan anemia. Selain itu, Ibu Karyati juga menyampaikan bahwa wali kelas yang terlibat sebagai Guru BELIA juga cukup terbantu dengan adanya pemantauan menggunakan aplikasi BELIA.
Pengabdian Masyarakat ini bekerjasama dengan Puskesmas Aren Jaya dan SMPN 11 Kota Bekasi. Kegiatan dilaksanakan dengan pendanaan hibah Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kemendikbudristek tahun 2024 melalui skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat untuk Ruang Lingkup Pemberdayaan Masyarakat Pemula. (adv)