Berita Bekasi Nomor Satu

Maraknya Kasus Tawuran Dorong Polres Gencarkan Ngopi Kamtibmas dan Patroli  

Kapolres Metro Bekasi, Kombes Pol Twedi Aditya Bennyahdi bersama warga saat Ngopi Kamtibnas di Desa Setia Asih Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi, Jumat (20/9). FOTO: HUMAS POLRES METRO BEKASI  

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Maraknya kasus tawuran di Kabupaten Bekasi mendorong Polres Metro Bekasi untuk menggencarkan program Ngopi Kamtibnas pada malam hari serta meningkatkan patroli.

Berdasarkan catatan Radar Bekasi, dalam dua bulan terakhir dari Agustus hingga September 2024, setidaknya tiga pelajar meninggal akibat terlibat tawuran, baik sebagai terduga pelaku maupun penonton.

Pada Minggu (11/8), tawuran di Desa Mekarjaya Kecamatan Kedungwaringin, mengakibatkan seorang remaja berinisial MR (23) meninggal saat menonton.

Selanjutnya, pada Jumat (6/9), tawuran di Desa Jayabakti Kecamatan Cabangbungin, menewaskan pelajar SMP berinisial F (14). Terakhir, pada Jumat (20/9), tawuran di Babelan menyebabkan remaja berinisial WS (21) juga meninggal. Ketiga korban mengalami luka akibat senjata tajam.

Kapolres Metro Bekasi, Kombes Pol Twedi Aditya Bennyahdi, menekankan pentingnya peran orangtua dan lingkungan dalam mengantisipasi gangguan Kamtibmas, termasuk tawuran yang semakin marak.

“Kami harapkan dari seluruh masyarakat peduli kepada anak-anaknya masing-masing, melihat jam keluar mereka pada sore dan malam hari, batasi. Jadi jangan terlalu diberi kebebasan dan melepas anak-anak kita pergi di tengah malam,” kata Twedi.

Ia juga mengingatkan agar masyarakat menjalin sinergi dengan aparat penegak hukum dan pemerintah daerah. Hal ini bertujuan agar kegiatan yang berpotensi memicu kerusuhan dapat ditangani sebelum terjadi.

“Pihak polres dan polsek tidak henti-hentinya kami melakukan patroli di jam-jam yang rawan terjadinya tawuran. Ini sudah dilakukan evaluasi untuk jam-jam yang terjadi tawuran,” tambahnya.

Menurutnya, korban tawuran tidak hanya dialami oleh pelaku, tetapi juga penonton. Oleh karena itu, ia mengimbau tokoh masyarakat untuk meningkatkan patroli mandiri di wilayah masing-masing.

“Penonton bisa saja menjadi korban, sehingga kita perlu mengantisipasi agar anak-anak kita tidak terlibat tawuran, baik sebagai pelaku maupun korban,” tandasnya. (ris)