RADARBEKASI.ID, BEKASI – Seorang remaja berinisial X (16) menjadi saksi di balik temuan jasad tujuh remaja di Kali Bekasi Kelurahan Jatisari Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi, Minggu (22/9) pagi. X merupakan remaja yang ikut berkumpul di warung dekat lokasi kejadian dan terjun ke Kali Bekasi saat polisi datang. Ia berhasil selamat setelah berenang selama sekitar lima menit.
Ia bercerita pada Minggu (22/9) dini hari, dirinya bersama puluhan remaja berkumpul di bangunan warung semi permanen di Jalan Satopati Kecamatan Rawalumbu, yang berjarak sekitar lima sampai 10 meter dari Kali Bekasi. Di seberang kali merupakan kawasan perumahan Pondok Gede Permai (PGP) yang berada di wilayah Kecamatan Jatiasih.
X mengaku datang ke lokasi setelah diajak temannya melalui pesan singkat untuk ‘ngopi’.
“Itu dikabari mau jam 3, terus saya OTW pas di share loc,” katanya, Selasa (24/9).
Setibanya di lokasi, X melihat puluhan motor dan remaja yang tidak semuanya ia kenali. Di bangunan warung tempat mereka berkumpul, di bawah sinar lampu yang menurutnya redup, terdapat sejumlah remaja yang tengah berbincang-bincang. Sebagian lagi, termasuk dirinya, berada di jalan duduk di atas motor. Selama di lokasi, ia sempat melihat senjata tajam disimpan di balik semak-semak.
“Sempat lihat, kaget. Saya tanya teman saya, ini mau tawuran atau gimana, nggak tau dah dia juga nanya,” ucapnya.
Belum lama berada di lokasi, situasi mendadak berubah. Puluhan remaja panik berlarian setelah mendapatkan informasi bahwa tim Presisi Polres Metro Bekasi Kota datang dari arah Jalan Cipendawa Baru. Dalam situasi panik, ia tidak banyak mengingat, termasuk suara tembakan yang baru-baru ini terdengar.
“Ada yang teriak perintis gitu, bocah pada berhamburan, pada panik. Karena bocah pada lari, saya ikut lari. Saya lari ke atas (bantaran kali) dulu, karena grabag-grubug dari belakang, akhirnya jatuh,” ungkapnya.
Seingatnya, ada belasan remaja yang terjun ke Kali Bekasi, semuanya dalam kondisi panik. Kondisi tersebut membuatnya harus berenang selama sekitar lima menit sebelum akhirnya kembali menepi.
“Baju itu sudah ditarik-tarik. Mungkin ada yang nggak bisa berenang jadi saling tarik, makanya saya balik lagi, udah pengap,” tambahnya.
Paginya dia terkejut setelah menerima kabar penemuan tujuh jenazah mengambang di Kali Bekasi. Pantauan Radar Bekasi, lokasi sekitar tempat puluhan remaja berkumpul memang minim penerangan. Pada malam hari, hampir bisa dipastikan tidak ada orang yang melintas kecuali pekerja atau sopir kendaraan berat.
Salah satu warga yang melintas pada Sabtu pagi, Ujang, mengaku melihat puluhan motor yang tidak ia ketahui siapa pemiliknya. Setiap hari, ia memang kerap melintas di lokasi tersebut.
“Habis subuh saya lewat naik sepeda. Melihat motor banyak banget, saya kaget, biasanya nggak ada,” katanya.
Kejadian seperti ini baru pertama kali ia jumpai. Ia pun belum pernah mendengar adanya aksi tawuran di sekitar lokasi tempat puluhan remaja berkumpul; selama ini ia mendengar tawuran terjadi di Jalan Cipendawa.
Kemarin, Komisi III DPR RI mendatangi lokasi penemuan jasad tujuh remaja dan lokasi berkumpulnya puluhan remaja untuk mengetahui langsung peristiwa yang terjadi. Usai diguyur hujan cukup lebat, nampak pusaran air tepat di pertemuan sungai Cileungsi dan Cikeas, atau tepatnya di hulu Kali Bekasi. Kondisi tersebut mengindikasikan Kali Bekasi memang dalam dan berbahaya.
“Itu kelihatan sekali airnya muter, tuh. Karena hujan, kita lihat ada pusaran, mungkin itu yang menjadi penyebabnya,” kata Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman.
Meskipun demikian, pihaknya tidak ingin terburu-buru berasumsi. Mereka akan menunggu dan menghormati proses investigasi yang dilakukan oleh Polres Metro Bekasi Kota agar kasus ini bisa terungkap.
Kapolsek Rawalumbu, Kompol Sukadi, menyampaikan bahwa aksi tawuran di wilayah hukum Polsek Rawalumbu biasanya terjadi di kawasan Flyover Cipendawa. Hasil pemeriksaan di Polsek Rawalumbu menunjukkan bahwa antara remaja yang satu dengan remaja yang lain tidak saling kenal, mereka datang dari beberapa wilayah.
“Lokasi di sini memang sebetulnya hanya lokasi berkumpul. Kalau lokasi tawurannya di Cipendawa, seringnya di situ,” katanya.
Ia lebih lanjut menyampaikan bahwa kabar menghadiri ulang tahun adalah semacam kode bagi puluhan remaja tersebut untuk berkumpul di lokasi.
Sementara itu, terkait suara tembakan, Sukadi membenarkan adanya informasi mengenai bunyi ledakan. Namun, ia memastikan bahwa ledakan tersebut tidak langsung mengarah ke bangunan warung tempat puluhan remaja tersebut berkumpul.
“Jadi hanya bunyi ledakan, berdasarkan informasi yang saya terima. Kita tidak tahu ledakan itu berasal dari mana, tapi ledakan itu tidak mengarah ke orang, hanya ledakan begitu saja,” tambahnya. (sur/rez)