RADARBEKASI.ID, BEKASI – Konflik antara Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kota Bekasi, Masriwati, dengan Jemaat Gereja Masehi Injil Minahasa (GMIM) terkait aktivitas ibadah di Perumnas II Kelurahan Kayuringin Jaya Kecamatan Bekasi Selatan, berujung damai.
Itu setelah pada Kamis (26/9), Pj Wali Kota Bekasi Raden Gani Muhamad kembali melakukan pertemuan dengan Masriwati, Pendeta Maria, tokoh umat seluruh beragama, dan Forkopimda. Semua pihak sepakat persoalan ini selesai dan saling memaafkan.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bekasi, Abdul Manan menyampaikan bahwa kedua belah pihak telah meminta maaf dan saling memaafkan.
Dirinya juga berharap semua lapisan masyarakat, baik yang tinggal di Kota Bekasi maupun di luar daerah dapat memahami situasi tersebut. Ia menegaskan bahwa persoalan yang terjadi beberapa waktu lalu sudah selesai.
“Khususnya ibu Masriwati dan ibu Pendeta Maria, di hadapan kita semua menyampaikan saling memohon maaf dan saling menghormati dalam upaya untuk menyatukan kebangsaan di Kota Bekasi yang kita cintai ini,” ungkapnya.
BACA JUGA: Pemkot Bekasi – FKUB Fasilitasi Tempat Beribadah Jemaat GMIM
Pendeta Maria menyampaikan permohonan maaf kepada Masriwati dan semua pihak di Kota Bekasi.
“Pada kesempatan ini saya mau menyampaikan permohonan maaf ibu Masriwati atas peristiwa ini dan terlebih kepada wali kota dan jajarannya sudah direpotkan dengan masalah ini,” ungkapnya.
Ia juga meminta maaf kepada masyarakat yang telah menyaksikan persoalan tersebut di berbagai saluran informasi. Dalam kesempatan tersebut Pendeta Maria menyampaikan bahwa Kota Bekasi bukan kota Intoleran.
Permohonan maaf juga disampaikan oleh Masriwati. Ia juga menyampaikan bahwa tidak ada sedikitpun sikap intoleran seperti apa yang dipersepsikan publik belakangan ini.
“Pada kesempatan kali ini saya juga sampaikan permohonan maaf atas apa yang sudah terjadi. Dan saya menyerahkan semuanya kepada Pemerintah Kota Bekasi dalam hal ini pak Pj Wali Kota sebagai pimpinan kami,” ucapnya.
Pertemuan kedua belah pihak juga disaksikan oleh jajaran Forkopimda. Setelah keduanya bertemu dan saling memaafkan, masyarakat diminta untuk kembali menjalani kehidupan sehari-hari dengan semangat kerukunan dan semangat kebangsaan.
“Nilai toleransi yang berasal dari kita, kebangsaan kita semua, bisa dilakukan dengan penuh rukun,” ungkap Pj Wali Kota Bekasi, Raden Gani Muhamad. (sur)