RADARBEKASI.ID, BEKASI – Cikarang Baku Hantam (CBH) menjadi komunitas kick boxing nonkomersial di Kabupaten Bekasi. Beranggotakan ratusan pemuda, komunitas ini bersemangat untuk saling belajar olahraga yang menggabungkan gerakan menendang dan meninju tersebut.
Pendiri CBH, Musa Abdullah Nadzir, menjelaskan bahwa berdirinya komunitas ini berawal dari perkumpulan pemuda saat masa pandemi Covid-19 pada 2020 lalu.
“Waktu itu, banyak yang bekerja dari rumah. Ketika berkumpul, ada warga yang ingin menjual sarung tinju, yang kemudian saya beli. Dari situ, iseng-iseng mulai berlatih,” ujarnya saat dihubungi Radar Bekasi, Kamis (17/10).
BACA JUGA: Komunitas Bekasi Beatbox Raih Torehan Mentereng
Awalnya, hanya ada tujuh orang yang berlatih. Namun, setelah video kegiatan latihan diunggah ke media sosial (medsos), banyak yang berminat untuk bergabung.
“Ada yang tanya, ‘Bang, boleh minta kontaknya nggak? Latihan di mana, rutin hari apa saja?’ Pokoknya banyak yang nanya jadwal latihan dan biayanya. Saya bilang, ‘Nggak ada biaya, kita tiap sore aja nongkrong pulang kerja untuk sparing,’” ungkap Musa.
Seiring berjalannya waktu, jumlah anggota CBH terus bertambah. Pada 2024, tercatat 245 anggota aktif yang berlatih setiap Minggu di Botanic Ecopark Jababeka Cikarang Timur, di bawah bimbingan Persatuan Tinju Amatir (Pertina) Kabupaten Bekasi. Musa menambahkan bahwa latar belakang anggota sangat beragam.
“Rata-rata yang ikut di CBH kosong basicnya (bela diri,red). Cuma, ada juga yang basicnya dari seni bela diri lain, seperti silat, karate, muaythai. Alhamdulillah, karena kami gratis, anggota baru datang dari mulut ke mulut,” ungkapnya.
BACA JUGA: Ratusan Ruang Sekolah Rusak di Kabupaten Bekasi Diusulkan Diperbaiki 2025
Jika ada biaya, itu hanya untuk membeli peralatan latihan secara sukarela. Musa, yang juga merupakan pengurus RW 09 di Perumahan Cikarang Baru Kelurahan Sertajaya Kecamatan Cikarang Timur, menyatakan hingga saat ini sudah lebih dari lima acara 1LAWAN1 Fight Night yang diselenggarakan. Setiap pagelaran acara, masyarakat pun antusias untuk menyaksikan.
“Warga, bapak-bapak sama ibu-ibunya malah nungguin kapan acara lagi. Ini jadi hiburan rakyat.
Kalau nonton ibu-ibu paling depan bawa bangku lipat sama anak-anak. Dikira bakal anak muda yang nonton, tapi ibu-ibu. Pas udah malem baru anak-anak muda berpenampilan keren-keren pada nonton di depan,” ungkapnya.
Kendati memicu keramaian, warga sekitar kerap terhibur dengan acara pertarungan yang diawasi oleh profesional. Petugas dari TNI dan Polisi juga berperan sebagai pembina.
Musa berharap CBH dapat melahirkan atlet-atlet berbakat serta mengurangi aksi tawuran yang sering dilakukan oleh pelajar dan pemuda di Kabupaten Bekasi.
Terlebih, CBH memiliki berbagai tenaga pengajar yang melatih anggota setiap minggu. Para pengajar tersebut ahli dalam seni bela diri muay thai, kick boxing, dan taekwondo. (ris)