RADARBEKASI.ID, BEKASI – Calon kepala daerah (cakada) di Kabupaten Bekasi dinilai tak peduli terhadap isu keamanan. Padahal, sebagai daerah dengan masyarakat yang majemuk, potensi perselisihan di Kabupaten Bekasi terbilang tinggi. Di sisi lain, tindak kejahatan jalanan seperti begal dan tawuran pelajar kerap terjadi.
Minimnya perhatian cakada terhadap isu keamanan terungkap dalam dialog bersama Forum Ulama dan Tokoh Masyarakat (Format) Bekasi Raya, yang diadakan di sela rapat kerja pertama di Gedung Swatantra Wibawamukti, Komplek Perkantoran Pemkab Bekasi, Rabu (23/10).
Dalam dialog tersebut, hanya dihadiri pasangan calon (paslon) nomor urut 1, Dani Ramdan-Romli, dan nomor urut 2, BN Holik-Faizal Hafan, sedangkan paslon nomor urut 3, Ade Kuswara-Asep Surya, tidak hadir.
Dalam dialog tersebut, berbagai sektor dibahas mulai dari pertanian, pendidikan, korupsi, hingga keamanan. Namun, tidak ada paslon yang mencantumkan aspek keamanan dalam visi dan misi mereka.
BACA JUGA: Cakada Diminta Jaga Kondusivitas
Sektor keamanan menjadi sorotan salah satu panelis, Laksamana Pertama TNI Moh Ikhwan Syahtaria, yang merupakan tokoh Bekasi sekaligus pengajar Universitas Pertahanan.
Ia mempertanyakan komitmen paslon terhadap isu keamanan, mengingat tidak ada perhatian khusus yang disampaikan baik secara langsung maupun dalam dokumen visi misi mereka.
“Bagaimana komitmen setiap paslon terhadap isu keamanan? Karena jika dari visi misi pembangunan semuanya sudah bagus, bagaimana dengan keamanan? Sebagus apa pun pembangunan, jika daerahnya tidak aman, semua itu akan sia-sia,” ucapnya.
Terkait hal tersebut, calon bupati (cabup) nomor urut 1, Dani Ramdan, mengakui bahwa pihaknya tidak secara eksplisit membahas soal keamanan. Namun, sektor keamanan sebenarnya telah tertuang dalam visi misi mereka yang mengedepankan stabilitas nasional dan daerah.
“Dalam visi misi kami sebenarnya ada poin terkait stabilitas. Kami berupaya mengedepankan sisi stabilitas daerah sebagai dasar pembangunan dan perekonomian. Stabilitas ini tentu terkait dengan keamanan. Kami juga memiliki Forum Kerukunan Umat Beragama yang menjaga kerukunan antar umat di Bekasi,” ungkapnya.
Sementara itu, calon wakil bupati (cawabup) nomor urut 2, Faizal Hafan, juga mengakui bahwa tidak ada program khusus tentang keamanan. Namun, mereka tetap mengedepankan sisi harmonis dalam pembangunan Bekasi.
“Secara eksplisit, memang tidak ada kata ‘aman’, tetapi kami menyebutkan kata ‘harmonis’. Kami berfokus pada bagaimana aparat bekerja dan melakukan monitoring terhadap kinerja masyarakat. Kontrol masyarakat dan jaminan keamanan harus diawali dengan komitmen dari kepala daerah,” jelasnya.
Salah satu anggota Format, Ikhwan, menyayangkan ketidakpedulian paslon terhadap aspek keamanan.
“Bukan hanya dua paslon saja, tetapi ketiganya, saya lihat dari visi misi tidak membahas aspek keamanan. Padahal itu adalah hal mendasar yang harus dipenuhi,” ujarnya.
“Kabupaten Bekasi sering terjadi aksi kejahatan di jalanan. Karyawan yang pulang malam merasa khawatir karena sering terjadi begal. Ini sebenarnya sisi yang juga harus disentuh,” pungkasnya.
Secara umum, para kandidat dinilai mampu menyampaikan visi misi secara komprehensif. “Namun sayangnya, ada satu paslon yang tidak hadir. Padahal ini merupakan kesempatan baik untuk menyampaikan visi misi di depan para tokoh,” kata Ketua Format Bekasi Raya, Afuk Idris. (and)