RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sekelompok remaja bersenjatakan celurit dan pedang, pada Kamis (7/11) dinihari, merusak fasilitas pos keamanan di RW 16 Kampung Caman Kelurahan Jakasampurna Kecamatan Bekasi Barat Kota Bekasi.
Aksi vandalisme para begundal ini diduga dipicu rasa kecewa lantaran mereka batal melangsungkan tawuran. Walhasil, kelompok anarkis ini menumpahkan amarahnya dengan merusak fasilitas umum sembari menakut-nakuti petugas dengan kibasan senjata tajam yang mereka bawa.
Mursidi (45), petugas keamanan Kampung Caman, mengungkapkan kelompok remaja bengal itu berjumlah sekitar 30 orang. Mereka datang menggunakan sepeda motor lengkap dengan berbagai senjata tajam seperti celurit, samurai, dan gir.
Mereka datang sembari berteriak emosional. Menurut Mursidi, mereka diduga ingin melakukan aksi balas dendam setelah salah satu kawanannya kehilangan ponsel dalam tawuran sebelumnya.
“Karena lawannya tidak keluar, mereka malah mengamuk di depan pos, merusak kaca, dan melempari rumah warga dengan batu,” ujarnya.
Situasi sempat memanas setelah dua petugas keamanan yang saat itu berjaga, Misan (52) dan Rohim (52), tak gentar untuk membubarkan para begundal ini. Namun karena kalah jumlah, bahkan leher Misan nyaris putus oleh dua celurit yang dikalungkan kelompok ini. Petugas keamanan pun memilih mundur.
BACA JUGA: Karyawan Pabrik Nyaris jadi Korban Begal di Kawasan Industri, Tangan Terluka Disabet Celurit
“Mereka mengancam Misan dengan empat senjata tajam, sementara Rohim langsung lari ketakutan melihat situasi itu,” tambah Mursidi.
Merasa superior, kelompok ini lalu merusak pos keamanan, dimulai dengan memecahkan kaca jendela. Rolling door rumah warga pun tak luput dari sasaran perusakan mereka.
Setelah melakukan pengrusakan, para pelaku meninggalkan lokasi sekitar pukul 04.46 WIB. Kejadian ini dilaporkan oleh Ketua RW 16, Syaiful, kepada pihak Polres Metro Bekasi Kota pada hari yang sama.
Tak berselang lama, polisi kemudian mengamankan beberapa pelaku, namun situasi di Kampung Caman masih tegang dengan kekhawatiran adanya serangan susulan.
“Kami merasa was-was. Kalau polisi tidak berjaga, bisa-bisa kejadian ini terulang,” ujar Mursidi. (rez)