Berita Bekasi Nomor Satu

Pembangunan Kawasan TOD di Kota Bekasi: Tekan Kemacetan, Mantapkan Citra Metropolitan

TOD: Pj Wali Kota Bekasi Raden Gani Muhamad beserta jajarannya meninjau rencana pembangunan Transit Oriented Development LRT City Jatimulya, Bekasi Timur.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pembangunan Kawasan Berorientasi Transit atau Transit Oriented Development (TOD) akan meneguhkan status Bekasi sebagai kota metropolitan nan mapan.

Di kawasan ini kelak, mobilitas masyarakat akan dimudahkan karena beragam pusat kegiatan terintegrasi dengan transportasi massal.

BACA JUGA: Pemkot Bekasi Matangkan Rencana Pembangunan Kawasan TOD di Bekasi Barat

Rencananya, TOD akan dibangun di lima stasiun LRT yang ada di Kota Bekasi. Untuk pembangunan perdana, pemerintah sepakat menunjuk area Stasiun LRT Bekasi Barat. Penujukan ini dilandasi karena Stasiun LRT Bekasi Barat tidak jauh dari pusat kota dan memiliki bangkitan lalu lintas yang padat, serta memiliki kawasan hunian vertikal dan perumahan di sekitarnya.

Luas kawasan TOD pertama ini rencananya akan meliputi 5,5 hektare. Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di sekitarnya bisa menjangkau pusat transportasi massal hanya dengan berjalan kaki atau menggunakan transportasi non kendaraan bermotor.

“Sederhananya saat akan melakukan perjalanan ke Jakarta misalnya, masyarakat yang ada di kawasan delineasi ini mudah menjangkau. Karena tidak menggunakan kendaraan, otomatis ruang jalan jadi tidak terpakai. Ada penurunan tingkat kemacetan, itu keuntungan bagi masyarakat di luar area delineasi,” papar Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi sekaligus Project Leader pengembangan kawasan TOD Bekasi Barat, Zeno Bachtiar.

BACA JUGA: Apartemen Akses Langsung ke Jalur LRT Segera Hadir di Kota Bekasi

Berdasarkan data pergerakan orang keluar masuk Kota Bekasi setiap harinya kata Zeno, terdapat hampir 40 ribu orang bergerak keluar setiap pagi. Sementara itu, tercatat hampir 39 ribu orang yang masuk ke Kota Bekasi menggunakan kendaraan.

Pihaknya telah menggelar serangkaian pertemuan dengan instansi lain seperti Bapelitbangda, Disperkimtan, Distaru, beberapa bagian di Setda Kota Bekasi, hingga pemerintah di tingkat kecamatan.

Saat ini telah terbentuk tim kerja yang melibatkan berbagai instansi. Tim tersebut juga telah mereview panduan rancang kota guna mengembangkan kawasan TOD Bekasi Barat.

“Saat ini sedang dipersiapkan peraturan wali kota tentang penyelenggaraan kawasan berorientasi transit. Juga akan digagas MoU antara Pemerintah Kota Bekasi dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI), tentu dengan mengikuti peraturan yang berlaku,” ucapnya.

BACA JUGA: Akses Menuju Stasiun Whoosh dari Cikarang Pusat Beroperasi 2025

Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa tim tengah bekerja untuk mendesign kawasan hingga delapan prinsip TOD terpenuhi. Delapan prinsip tersebut yakni dapat dijangkau dengan berjalan kaki, memberikan prioritas transportasi non kendaraan bermotor, jalur pejalan kaki yang terhubung satu sama lain, memfokuskan pembangunan dekat jaringan angkutan umum yang berkualitas, merancang pembangunan kota dengan tata guna lahan yang beragam, memprioritaskan kepadatan lahan dan kapasitas angkutan umum, membangun wilayah dengan jarak yang pendek sehingga bisa dijangkau dengan berjalan kaki, serta mendorong masyarakat agar meninggalkan penggunaan kendaraan pribadi.

“Kalau ini kita dorong, delapan prinsip ini bisa berjalan, akan berimplikasi pada tingkat kemacetan sekaligus meningkatkan kinerja lalu lintas,” tambahnya.

Pada 29 Oktober lalu, Pj Wali Kota Bekasi, Raden Gani Muhamad bersama dengan beberapa kepala OPD telah melaksanakan kunjungan kerja ke TOD LRT City Jatimulya di Bekasi Timur. Kunjungan kerja tersebut dilakukan untuk memudahkan pengembangan kawasan TOD di Bekasi Barat.

Sekadar informasi, pengembangan kawasan TOD Bekasi Barat ini oleh Zeno diangkat dalam Proyek Perubahan PKN tingkat dua dengan judul Akselerasi, Integrasi, Kolaborasi Pergerakan Commuter Melalui Pengembangan TOD Bekasi Barat. (sur/pms)