RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kasus tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Bekasi mencapai 10 ribu. Para penderitanya mulai dari kelompok usia anak-anak, dewasa, hingga lanjut usia.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Bekasi, Alamsyah, mengungkapkan 10 ribu kasus TBC merupakan data per 10 November 2024. Angka kasus tersebut menjadikan Kabupaten Bekasi sebagai daerah dengan kasus TBC tertinggi kelima di Jawa Barat dari 27 kabupaten/kota.
Menurut Alamsyah, pihaknya terus berupaya menanggulangi TBC dengan memberikan pengobatan secara teratur. “Pengobatan TBC membutuhkan waktu antara 6 hingga 9 bulan, tergantung pada jenis diagnosanya,” ujar Alamsyah, Selasa (12/11).
BACA JUGA: Hati-hati! Pengidap TBC Harus Hindari Makanan dan Minuman Ini
Untuk mendukung pengobatan tersebut, pemerintah daerah telah menganggarkan sekitar Rp700 juta pada tahun ini. Anggaran tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi Rp 1,5 miliar pada 2025.
“Anggaran untuk tahun ini dalam pendampingan TBC sebesar Rp700 jutaan. Namun untuk tahun depan (2025) akan dianggarkan sebesar sekitar Rp1,5 miliaran,” kata Alamsyah.
Selain itu, untuk menanggulangi kasus TBC, Dinas Kesehatan juga memperkenalkan aplikasi Sistem Informasi Tuberkulosis Desa (Sintesa) yang akan digunakan di 23 kecamatan di Kabupaten Bekasi. Aplikasi ini memungkinkan data penderita TBC terdeteksi dengan melibatkan perangkat desa dan RT/RW.
“Dengan Sintesa, kami melibatkan perangkat desa dan RT/RW. Jika ada penderita TBC, notifikasi akan langsung diterima oleh kepala desa atau perangkat desa terkait,” jelas Alamsyah. Ia menambahkan bahwa aplikasi ini akan dapat digunakan dalam dua bulan mendatang.
BACA JUGA: Dukung Tanggulangi Kasus TBC, Pemkab Bekasi Bakal Bentuk TP2TB
Sementara itu, Pj Bupati Bekasi, Dedy Supriadi, mengungkapkan pihaknya akan terus fokus pada peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, termasuk untuk pasien TBC.
“Kami memberikan pendampingan kepada warga yang terdiagnosis TBC. Aplikasi ini diharapkan bisa memberikan manfaat langsung dalam pelayanan kesehatan masyarakat,” jelas Dedy. Dengan kolaborasi antara tenaga medis dan perangkat desa, diharapkan angka kasus TBC di Kabupaten Bekasi dapat ditekan. (and)