RADARBEKASI.ID, BEKASI – Volume air di Kali Bekasi terus meningkat dalam sepekan terakhir. Komunitas Peduli Sungai Cileungsi dan Cikeas (KP2C) mencatat setidaknya tiga kali terjadi kenaikan Tinggi Muka Air (TMA) yang signifikan. Kondisi di hulu Sungai Cileungsi dan Cikeas selama periode tersebut juga lebih sering diguyur hujan.
“Ini sesuai dengan peringatan BMKG ya, antara tanggal 8 sampai dua minggu ke depan itu memang hujan lebih lebat, di hulu Sungai Cileungsi dan Cikeas itu memang hujan,” kata Ketua KP2C, Puarman.
Beberapa kali banjir telah dirasakan oleh warga yang bermukim di sepanjang aliran Kali Bekasi. Puarman mengingatkan agar warga lebih waspada dan memperhatikan informasi yang disebarkan oleh KP2C, mengingat musim hujan belum mencapai puncaknya.
Memasuki pertengahan musim penghujan, Puarman menjelaskan bahwa debit air yang datang dari hulu Sungai Cikeas dan Cileungsi tidak lagi terserap ke dalam tanah, tetapi langsung mengalir ke hilir, yaitu Kali Bekasi.
Situasi ini menyebabkan debit air yang tiba di Kali Bekasi lebih besar dibandingkan dengan awal musim penghujan.
“Karena tanah itu sudah jenuh dengan air. Jadi begitu ada aliran dari hulu, sampai di hilir itu resapannya sudah mulai tidak ada. Tapi kalau di awal (musim penghujan) itu masih menyerap di perjalanan,” ucapnya.
Catatan TMA tertinggi di awal musim penghujan ini tercatat di angka 350 cm untuk Kali Cileungsi, dan 590 cm di P2C (hulu Kali Bekasi).
Beberapa peristiwa yang menjadi perhatian KP2C di awal musim penghujan ini antara lain banjir yang lebih sering terjadi di hilir Kali Bekasi, melanda permukiman warga setelah bendung Kali Bekasi. Pada ketinggian TMA 500 cm di P2C, yang sebelumnya dianggap aman, KP2C mulai menerima laporan tentang banjir.
Banjir di wilayah Utara Bekasi juga terpantau lebih tinggi dibandingkan musim hujan sebelumnya.
“Jadi nanti fokus bencana itu mungkin akan lebih banyak ke wilayah aliran sungai Cileungsi, sungai Cikeas, dan Kali Bekasi yang dibawah bendung karena dari P2C sampai bendung itu normalisasi sudah dilakukan,” ungkapnya.
Peristiwa berikutnya yang terjadi adalah penumpukan sampah di beberapa titik. Sampah terbawa aliran air, terlihat di Sungai Cileungsi, Kali Bekasi, dan Bendung Koja Jatiasih.
Tumpukan sampah ini diperkirakan akan sering muncul dalam tiga minggu pertama di awal musim penghujan. Sebuah alat berat jenis backhoe yang terbawa arus di Kali Bekasi juga menyedot perhatian warga. Alat berat tersebut tertangkap kamera oleh warga pada Senin (18/11) siang.
Backhoe tersebut diketahui digunakan untuk mengerjakan normalisasi Kali Bekasi. Alat berat yang terbawa arus di kawasan Pondok Gede Permai (PGP), Jati Asih, sebelumnya beroperasi di sekitar area jembatan Cipendawa.
“Pada saat air kali naik sekitar jam 23:00 WIB terbawa aliran air,” tambahnya.
Peristiwa lain yang terjadi di awal musim penghujan ini juga dirasakan oleh KP2C. Sepekan terakhir, banyak warga yang ingin bergabung dengan KP2C, terutama dari wilayah Utara Bekasi, wilayah yang sebelumnya tidak menjadi perhatian utama KP2C dalam memantau TMA hingga banjir. (sur)