RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dalam sepekan terakhir, sejumlah wilayah di Kabupaten Bekasi dilanda banjir akibat meluapnya sungai, intensitas hujan yang tinggi, serta pasang surut air laut. Kondisi ini paling parah dirasakan di wilayah pesisir utara Kabupaten Bekasi.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, banjir akibat meluapnya sungai melanda empat kecamatan. Di Kecamatan Tambun Utara, luapan Kali Bekasi menggenangi permukiman warga di Desa Satriamekar, Sriamur, dan Karangsatria.
Di Kecamatan Sukatani, luapan Kali Cikarang mengakibatkan banjir di Kampung Gandu, Desa Sukamula; Kampung Jagawana, Desa Sukarukun; serta Kampung Kobak Jaya dan Kampung Srengseng di Desa Sukadarma.
Sementara itu, di Kecamatan Serang Baru, banjir merendam sejumlah perumahan warga di Desa Jayasampurna akibat buruknya sistem drainase serta luapan Kali Cikarang.
Selain itu, luapan Sungai Cibeet menyebabkan banjir di Kampung Parung Lesang, Desa Pasirranji, Kecamatan Cikarang Pusat. Tinggi air di wilayah-wilayah tersebut bervariasi antara 30 hingga 70 sentimeter.
Banjir rob yang dipicu oleh pasang surut air laut juga merendam tujuh desa di tiga kecamatan. Di Kampung Sembilangan, Desa Samudrajaya, sebanyak 71 Kepala Keluarga (KK) terdampak, sedangkan di Desa Huripjaya tercatat 73 KK terdampak. Keduanya berada di Kecamatan Babelan.
Di Kecamatan Muaragembong, banjir rob melanda lima desa yakni Desa Pantai Mekar (486 KK), Desa Pantai Bakti (500 KK), Desa Pantai Bahagia (1.381 KK), Desa Pantai Sederhana (859 KK), dan Desa Pantai Harapanjaya (287 KK). Total warga terdampak di Kecamatan Muaragembong mencapai 3.513 KK.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi, Muchlis, menyebutkan bahwa Kecamatan Muaragembong dan Tarumajaya menjadi wilayah yang paling parah terdampak banjir rob.
“Pendataan dilakukan bersama pihak kecamatan dan desa terdampak. Total 3.513 KK terdata terdampak banjir rob sejak lima hari lalu,” ujar Muchlis, Kamis (21/11).
Sementara, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bekasi, Dodi Supriyadi, menyatakan bahwa pihaknya telah menyiagakan klaster logistik untuk membantu korban banjir, khususnya di wilayah Muaragembong.
BACA JUGA: Luapan Kali Cikarang Picu Banjir di Tiga Desa
Klaster logistik ini melibatkan berbagai pihak, termasuk perusahaan swasta, untuk mendistribusikan kebutuhan pokok kepada masyarakat terdampak.
“Selain logistik, kami juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan PMI untuk mengantisipasi dampak kesehatan seperti gatal-gatal atau flu,” jelas Dodi.
Ia juga mengimbau masyarakat yang tinggal di bantaran sungai atau wilayah rawan bencana untuk tetap siaga, terutama saat hujan deras. “Diharapkan warga aktif menjaga kebersihan saluran air dari sampah untuk meminimalisir risiko banjir,” tutupnya. (ris)