Berita Bekasi Nomor Satu

Dani Ramdan Unggul di Tempatnya “Nyoblos”, Partisipasi Pemilih Rendah  

Proses perhitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 023 telah selesai, Rabu (27/11). FOTO: ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Proses perhitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 023 telah selesai. TPS tempat calon Bupati Bekasi nomor urut 1, Dani Ramdan, “nyoblos” ini memulai penghitungan sejak pukul 13.00 WIB dan rampung sekitar pukul 14.50 WIB.

Perhitungan diawali dengan suara untuk calon Gubernur Jawa Barat, dilanjutkan dengan calon Bupati dan Wakil Bupati Bekasi.

Pasangan calon nomor urut 1, Dani Ramdan – Romli HM, meraih suara terbanyak dengan 95 suara. Sementara pasangan nomor urut 2, BN Holik Qodratullah – Faizal Hafan Farid, mendapatkan 28 suara, dan pasangan nomor urut 3, Ade Kuswara Kunang – Asep Surya Atmaja, memperoleh 58 suara.

Terdapat empat surat suara tidak sah. Persaingan antara pasangan calon nomor urut 1 dan 3 cukup ketat di TPS ini.

“Ada suara yang tidak sah karena dicoblos tiga-tiganya,” ujar Ketua TPS 023, Tumari, Rabu (27/11).

Sementara itu, hasil perhitungan suara untuk calon Gubernur Jawa Barat di TPS 023 dimenangkan oleh pasangan nomor urut 4, Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan, dengan 132 suara. Disusul oleh pasangan Ahmad Syaikhu – Ilham Habibie yang memperoleh 25 suara, pasangan Jeje Wiradinata – Ronal Surapradja dengan 21 suara, dan pasangan Acep Adang Ruhiyat – Gutalis Dwi Natarina yang mendapatkan 7 suara.

Tingkat partisipasi di TPS 023 terbilang rendah. Dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 512 orang, hanya 186 warga yang menggunakan hak pilihnya. TPS ini berlokasi di Perumahan Taman Dago Desa Cibatu Cikarang Selatan.

“Analisis kami, ini karena mayoritas warganya dari kelas menengah ke atas. Saat libur nasional, banyak yang memilih berlibur. Selain itu, kurangnya pengenalan terhadap calon bupati dan wakil bupati juga memengaruhi antusiasme,” tambah Tumari.

Rendahnya partisipasi pemilih dalam Pilkada ini berbanding terbalik dengan Pemilihan Presiden pada Februari lalu.

“Waktu Pilpres, tingkat partisipasi bisa mencapai 90 persen, tapi saat Pilkada rendah. Mungkin karena pamor calon kepala daerahnya kurang,” tutup Tumari. (ris)