Berita Bekasi Nomor Satu

Waspada Longsor! Enam Rumah Hilang di Bantaran Kali Bekasi

TERKIKIS: Petugas BPBD Kabupaten Bekasi melihat kondisi longsor di Kampung Warung Pojok Babelan Kabupaten Bekasi, Senin (2/12). ISTIMEWA

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi mengimbau masyarakat yang tinggal di bantaran Kali Bekasi untuk waspada selama musim hujan. Pasalnya, hujan dapat memicu peningkatan debit air dan longsor.

Berdasarkan catatan BPBD Kabupaten Bekasi, longsor di bantaran Kali Bekasi telah terjadi sejak 2019. Hingga Desember 2024, sebanyak enam rumah hilang akibat pengikisan tanah di sepanjang bantaran Kali Bekasi.

“Kondisi di lapangan sudah kumulatif. Dari 2019 sampai sekarang ada enam rumah yang hilang tergerus. Selain itu, ada sembilan rumah yang sudah tidak ditempati lagi, serta delapan rumah dan satu musala yang terancam,” terang Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bekasi, Dodi Supriyadi, Senin (2/12).

BACA JUGA: BPBD: 3.513 KK Terdampak Banjir di Kabupaten Bekasi  

Dodi menjelaskan, pada 2024 ini, longsor tanah di Kampung Warung Pojok RT 01 RW 02 Kelurahan Kebalen Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi, semakin melebar.

Kondisi tanah yang berada di cekungan menjadi faktor penyebab tanah milik warga semakin terkikis, terutama pada Minggu (1/12) lalu, saat debit air Kali Bekasi meningkat.

“Kemarin volume air tinggi lagi, terus arus deras, terkikis lagi tanahnya. Sebetulnya itu sudah berulang kali, mungkin ada tiga atau empat kali,” sambungnya.

BPBD Kabupaten Bekasi telah berkoordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (SDABMBK) dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk melakukan penanganan secara permanen.

“Kami juga kirim penanganan sementara pakai karung, bambu, dan ternyata itu pun sudah tergerus,” kata Dodi.

BACA JUGA: BPBD Kabupaten Bekasi Ajukan Perbaikan Rumah Rusak Akibat Longsor, Kerugian Capai Rp500 Jutaan

Dodi mengimbau masyarakat yang tinggal di bantaran Kali Bekasi untuk tetap waspada. Ia juga meminta warga yang rumahnya sudah tidak layak huni untuk segera mengungsi sementara agar terhindar dari korban jiwa akibat longsor.

“Kalau sudah status terancam kalau bisa jangan ditempati ataupun masih menempati tetap waspada. Jangan sampai nanti pada saat tidur malah longsor,” tegasnya.

Sementara itu, Lasman (41), salah satu warga Kampung Warung Pojok, mengakui bahwa longsor sudah terjadi sejak lama dan terus menggerus tanah milik warga. Ia menyebutkan bahwa peningkatan debit air dan curah hujan yang tinggi menjadi faktor penyebab longsor.

“Biasanya didahului oleh hujan lebat atau hujan ringan ditambah dengan banjir. Kalau yang hilang sama yang terdampak itu ada 20an rumah,” ujarnya.

BACA JUGA: Bantuan Stimulan bagi Warga Terdampak Longsor di Kampung Cicadas Cair Sebelum 2025

Lasman juga menyebutkan tanah milik keluarganya tergerus longsor seluas 70 meter. Sejak tinggal di sana, satu rumah yang dihuni bersama keluarganya telah hilang akibat longsor.

Ia berharap pemerintah segera mengambil langkah serius, seperti membangun dinding pembatas sungai, agar tanah di bantaran Kali Bekasi tidak semakin terkikis.

“Kami mengharapkan segera secepatnya pemerintah untuk melanjutkan pemancangan Kali Bekasi terutama yang ada di wilayah kami. Ini hampir 100 persen tanah yang tergerus ini statusnya hak milik,” tandasnya. (ris)