Berita Bekasi Nomor Satu
Opini  

Menjaga Kedekatan dengan Allah

Oleh: Achmad Muwafi, Lc

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sesungguhnya Allah SWT sangatlah dekat hamba-Nya. Allah SWT berfirman, “Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya.” (QS. Qaaf ayat 16)

Imam Al-Qurtubi menjelaskan bahwa makna dekat pada ayat ini menunjukkan kedekatan secara penggambaran bukan kedekatan secara jarak. Beliau menuturkan, “Ini adalah penggambaran kedekatan, yaitu kami lebih dekat (kedekatannya) dari pada urat leher, bukan dekatnya jarak.”

Seorang muslim yang dekat dengan Allah SWT akan mendapatkan kebahagiaan dan kenikmatan yang tidak dapat dibandingkan dengan kebahagiaan dan kenikmatan duniawi apapun. Allah SWT berjanji kepada mereka balasan pahala yang besar, pahala yang berlipat ganda, dan jaminan masuk surga bersama para Nabi, orang-orang yang teguh keimanannya (shiddiqin), orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang shalih.

Salah satu amalan yang dapat mendekatkan seorang muslim kepada Allah SWT yaitu dengan bersedekah. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Orang yang dermawan dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga, dan jauh dari neraka. Sedangkan orang yang kikir jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga dan dekat dengan neraka. (HR. Tirmidzi)

Hadist di atas menunjukkan fadhilah yang sangat luar biasa bagi orang yang dermawan dan berbelas kasihan kepada golongan masyarakat yang membutuhkannya. Dalam hadits lain Nabi Muhammad SAW juga bersabda, “Sedekah itu tidak akan mengurangi harta.” (HR. Muslim).

Dikisahkan pada zaman Nabi Musa as, hiduplah sepasang suami istri yang serba kekurangan. Mereka tergolong sangat miskin namun tetap sabar dalam menghadapi ujian tersebut dan berusaha untuk keluar dari belenggu kemiskinannya.

Hingga suatu hari sang suami mendatangi Nabi Musa as dan mengadukan kepada beliau tentang kondisinya. Sang suami meminta kepada Nabi Musa as supaya berdoa meminta kepada Allah SWT agar mereka diberi kekayaan dan hidup senang dan berkecukupan.

Kemudian Nabi Musa as bermunajat kepada Allah SWT untuk mengabulkan  keinginan dari kedua pasangan tersebut. Dan Allah Yang Maha Mendengar menjawab permintaanya. Allah SWT berfirman, “Wahai Musa, sampaikan kepada mereka bahwa Aku telah mengabulkan permohonan mereka, dan Aku akan memberi mereka kekayaan selama satu tahun saja. Dan setelah satu tahun, Aku akan kembalikan mereka menjadi orang miskin.”

Setelah mendengar kabar dari Nabi Musa as, keluarga ini sangat bahagia. Sebagaimana janji Allah SWT, rezeki pun datang dari arah yang tidak mereka ketahui sehingga menjadikan mereka keluarga yang kaya raya dan hidup sangat senang dan bahagia.

Ditengah-tengah kegembiraan yang mereka rasakan, sang istri mengingatkan kepada suaminya, “Wahai suamiku, Allah SWT memberikan kekayaan ini hanya  satu tahun dan setelah itu kita akan jatuh miskin lagi. Bagaimana kalau harta kekayaan ini kita gunakan untuk memperbanyak bersedekah.”

Dan akhirnya mereka memutuskan untuk menggunakan harta kekayaan itu untuk  memperbanyak sedekah dengan membantu fakir miskin dan menyantuni anak-anak yatim.

Setelah satu tahun berlalu, keluarga yang kaya raya ini masih sibuk membantu dan melayani fakir miskin, padahal tenggang waktu yang ditetapkan telah habis.  Nabi Musa as heran dan bertanya kepada Allah swt, “Wahai Tuhanku, Engkau telah menetapkan syarat kepada mereka hanya satu tahun, sekarang sudah satu tahun berlalu tetapi mereka masih tetap hidup kaya?

Allah SWT berfirman, “Wahai Musa, Aku membuka satu pintu rizki kepada keluarga tersebut, lalu mereka membuka tujuh pintu untuk membantu hamba-hamba-Ku. Wahai Musa! Aku merasa malu kepada mereka. Wahai Musa! Apakah mungkin hamba-Ku lebih dermawan dari-Ku?.”. (*)

 

Pengasuh Pondok Pesantren Mamba’aul Ulum Bekasi, Pengurus Pusat Bidang Dakwah Ikatan Dai Indonesia (IKADI), Wakil Ketua Umum Asosiasi Kiai dan Intelektual (AKIL) Indonesia, Kepala SMPIT Baitul Halim Bekasi