RADARBEKASI.ID, BEKASI – DPD Partai NasDem Kabupaten Bekasi harus menerima kenyataan pahit setelah pasangan calon yang mereka usung, BN Holik Qodratulloh-Faizal Hafan Farid, hanya mampu bertengger di posisi kedua di Kecamatan Tarumajaya dalam Pilkada Kabupaten Bekasi.
Tarumajaya, yang selama ini dianggap sebagai basis suara NasDem berdasarkan hasil Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024, ternyata tidak cukup untuk mendongkrak suara pasangan calon nomor urut 2.
Padahal, Ketua DPD NasDem Kabupaten Bekasi, Marjaya Sargan, yang juga anggota DPRD Kabupaten Bekasi, berasal dari Tarumajaya. Selain itu, ada pula Siti Qomariyah, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dengan perolehan suara signifikan di Pileg lalu.
Hasil rekapitulasi suara berdasarkan D hasil menunjukkan pasangan calon nomor urut 2 hanya memperoleh 20.671 suara, berada di posisi kedua. Mereka kalah tipis dari pasangan nomor urut 3, Ade-Asep, yang meraih 21.250 suara.
Sementara itu, pasangan nomor urut 1, Dani-Romli, finish di urutan ketiga dengan 19.411 suara, meskipun Dani merupakan satu-satunya calon yang mewakili wilayah utara Kabupaten Bekasi.
Ketua DPD NasDem Kabupaten Bekasi, Marjaya Sargan, mengakui bahwa kondisi di Tarumajaya berbeda dengan kecamatan lainnya. Menurutnya, keberadaan Romli HM, calon wakil bupati dari pasangan nomor urut 1, menjadi salah satu faktor yang memengaruhi hasil Pilkada. Romli HM memiliki rekam jejak kuat sebagai mantan Kepala Desa Segarajaya selama 10 tahun.
“Memang di sini (Tarumajaya) ada perpecahan dari konstituen nomor urut 2 dan 1, sehingga disitu ada momentum yang kemudian dimanfaatkan oleh nomor urut 3. Tapi jaraknya tidak jauh, kita hanya beda 1000, artinya secara garis besar dari 86 ribu pemilih, jaraknya hanya 1000, menurut saya itu nggak begitu jauh,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Kamis (5/12).
BACA JUGA: Paslon 3 Peroleh Suara Sah Terbanyak Pilwalkot Bekasi, Tri Adhianto: Ini Kemenangan Bersama
Marjaya mengakui, meskipun Tarumajaya dikenal sebagai kandang NasDem berdasarkan hasil Pileg 2024, raihan suara pasangan nomor urut 2 tidak memenuhi ekspektasi.
Marjaya mengakui bahwa wilayah Tarumajaya memang dianggap sebagai basis suara Partai NasDem, merujuk pada hasil perolehan suara di Pileg 2024. Ia menjelaskan bahwa raihan suara 20.671 untuk pasangan calon yang diusung partainya sebenarnya setara dengan perolehan suara pribadi Siti Qomariyah, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, pada Pileg 2024.
Namun, meskipun secara teori jika suara tersebut digabungkan dengan perolehan suara Marjaya sendiri bisa mencapai sekitar 36 ribu, kenyataannya hasil suara pasangan calon yang mereka dukung jauh dari harapan.
“Sangat jauh dari pada harapan ya, kalau suara 20 ribu itu, sebenarnya suara pribadi Bu Siqom segitu di Pileg kemarin. Belum ditambah suara saya, kalau ditambah bisa di angka 36 ribuan,”jelasnya.
“Dilema juga, di satu sisi memang Tarumajaya menjadi kandangnya NasDem, kita mengacu perolehan suara Pileg 2024 kemarin. Tapi faktanya saat ini, karena ada poros di tengah sehingga masa terbelah,” ungkapnya.
Berdasarkan penghitungan irisan suara di wilayah Tarumajaya, paslon 1 memiliki dukungan dari Wakil Bupati Romli HM, Ibnu (PKB), Angganita (Demokrat), dan Ade Sukron (Golkar). Sementara itu, paslon 2 didukung oleh Marjaya dan Siti Qomariyah. Kondisi ini menyebabkan pergerakan dukungan menjadi terbatas dan massa pemilih terpecah.
Di sisi lain, paslon 3, meskipun tidak memiliki anggota DPRD di wilayah Tarumajaya, berhasil memanfaatkan situasi tersebut, mencuri peluang, dan akhirnya keluar sebagai pemenang.
BACA JUGA: Rekapitulasi Suara Pilkada Tingkat Kota Bekasi: Perolehan Paslon Tak Berubah
“Saya akui, berdasarkan hasil pleno Kecamatan Tarumajaya, nomor urut 3 lebih unggul dari 2. Kita bisa memahami itu, karena memang ada irisan-irisan di Tarumajaya. Tadinya kita fokus ke 1, karena saya melihat 01 ada calonnya sebagai figur wakil. Tapi satu sisi itu kita agak terlena dan dimanfaatkan oleh 3, sehingga 3 yang lebih unggul,” bebernya.
Marjaya menambahkan, saat ini perolehan suara jagoannya masih bertahan di posisi kedua se-Kabupaten Bekasi. Namun, ia belum bersedia mengakui kekalahan dan memilih menunggu proses resmi dari KPU untuk menentukan dan mengumumkan siapa yang menjadi pemenang.
“Perolehan suara kita berada di urutan kedua. Tapi sampai saat ini NasDem masih menunggu keputusan KPU, menetapkan, memutuskan, mengumumkan, siapa yang menjadi pemenangnya,” tutupnya. (pra)