RADARBEKASI.ID, BEKASI – Menjadi partai pemenang di Pemilu Legislatif 2024 ternyata tidak menjamin kemenangan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Bekasi. Sejumlah partai dengan perolehan kursi gemuk tidak mampu mengantarkan pasangan calon (paslon) yang diusung untuk menduduki kursi orang nomor satu di Kabupaten Bekasi.
Partai Golkar, sebagai penguasa kursi legislatif di DPRD Kabupaten Bekasi, harus menerima kenyataan pahit. Paslon nomor urut 1 Dani Ramdan-Romli HM yang diusungnya justru meraih suara paling sedikit di Pilkada 2024. Paslon nomor urut 1 ini diusung oleh enam partai politik, dengan tiga di antaranya memperoleh kursi DPRD secara kumulatif sebanyak 21 kursi berdasarkan data KPU.
Golkar, yang memperoleh 10 kursi DPRD merupakan partai dengan perolehan kursi terbanyak di Pileg lalu. Selain Golkar, ada PKB dengan 7 kursi dan Demokrat dengan 4 kursi yang turut mengusung paslon ini.
Di sisi lain, paslon nomor urut 2, BN Holik Qodratulloh – Faizal Hafan Farid, yang diusung oleh Partai Gerindra, memperoleh kursi DPRD terbanyak kedua dengan 8 kursi. Koalisi paslon ini terdiri dari PKS dengan 7 kursi, serta PAN dan Nasdem masing-masing dengan 3 kursi. Secara keseluruhan, koalisi ini menguasai 21 kursi DPRD pada Pileg lalu.
BACA JUGA: PDI Perjuangan Kuasai Bekasi Raya di Pilkada 2024
Namun, yang mengejutkan kemenangan paslon nomor urut 3, Ade Kuswara Kunang – Asep Surya Atmaja, yang berhasil memperoleh suara terbanyak meskipun koalisinya hanya mengumpulkan 13 kursi DPRD. Partai pengusung paslon ini antara lain PDI Perjuangan dengan 8 kursi, PPP dengan 2 kursi, Partai Buruh dengan 2 kursi, dan PBB dengan 1 kursi.
Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD Partai Golkar Kota Bekasi, Muhtada Sobirin, menyampaikan paslon yang diusung oleh Partai Golkar dan partai koalisi lainnya belum beruntung di Pilkada 2024. Suara yang diraih oleh Dani Ramdan – Romli HM jauh dari harapan jika dibandingkan dengan kekuatan partai pengusung di Pileg 2024.
Meski demikian, Muhtada menegaskan Golkar tidak menyalahkan siapapun atas hasil Pilkada ini. Ia memastikan bahwa tidak ada perpecahan internal terkait dukungan dalam partai.
“Kita tidak menyalahkan siapapun, kita sudah berjuang dan memperjuangkan rekomendasi partai Golkar, hanya memang belum beruntung pada hasil akhirnya,” ungkapnya, Selasa (10/12).
Setelah Pilkada, DPD Golkar Kabupaten Bekasi berencana mengadakan evaluasi bersama seluruh jajaran pengurus partai serta organisasi sayap partai. Rapat evaluasi tersebut akan membahas perjalanan Pilkada hingga sikap partai Golkar terhadap pemerintahan yang akan dipimpin oleh bupati dan wakil bupati terpilih.
Terkait pengurus yang tidak patuh pada keputusan partai, Muhtada menjelaskan bahwa mereka sudah dievaluasi dan diganti berdasarkan hasil pleno.
“Pengurus yang sudah terevaluasi pun sudah diganti, itu sudah diplenokan. Hal-hal seperti itu penting untuk organisasi,” tambahnya.
Kegagalan paslon yang diusung oleh Partai Golkar, yang merupakan pemenang Pemilu di Kabupaten Bekasi, menjadi sorotan. Banyak pihak menduga keputusan Golkar untuk tidak mengusung kader terbaik di Kabupaten Bekasi sebagai penyebab utama kegagalan ini.
“Yang paling parah di Pilkada 2024 ini, partai pemenang pemilu tidak bisa mencalonkan atau mengusung kadernya untuk maju di Pilkada, ini miris di Kabupaten Bekasi,” ujar Pengamat Politik Bekasi, Roy Kamarullah, kepada Radar Bekasi.
Roy menilai bahwa Dani Ramdan bukan sosok kader yang diinginkan oleh sebagian besar pengurus Partai Golkar Kabupaten Bekasi untuk maju di Pilkada. Meskipun di akhir pertarungan Golkar mendeklarasikan Dani Ramdan sebagai kadernya, awalnya ia diusung bersama beberapa partai lain, yang kemudian menimbulkan komplikasi di internal Golkar.
“Dani Ramdan itu diusung diawal dengan beberapa partai, baru belakangan Golkar mendeklarasikan dan itu juga memetik komplik di dalam,” ungkapnya.
Roy juga mengungkapkan bahwa konflik internal yang terjadi di tubuh Partai Golkar Kabupaten Bekasi turut mempengaruhi hasil Pilkada.
“Itu bisa dipengaruhi karena mungkin salah satunya tadi karena konflik internal pada saat Pilkada di tubuh Golkar sendiri. Akhirnya, suara Dani Ramdan dan Romli HM cuma hitungan 250 ribu,” katanya.
Sementara itu, Politisi Partai Nasdem, Siti Qomariah, menilai kekalahan paslon yang diusung di Pilkada Kabupaten Bekasi disebabkan oleh kurang lengkapnya ‘peralatan perang’. Ia mengakui bahwa paslon nomor 2 tertinggal di bawah paslon nomor 3 yang lebih dulu melakukan silaturahmi ke masyarakat.
“Kita hanya kurang lengkap saja peralatan perangnya, jadi susah mengimbangi dilapangan. Terlebih dia (paslon 3) lebih dulu silaturahmi ke masyarakat,” ucap perempuan yang akrab disapa Siqom ini. (pra/sur)