Berita Bekasi Nomor Satu

Cara Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNISMA Bekasi Asah Keterampilan Mata Kuliah: Belajar Langsung ke Desa Tertinggi di Pulau Jawa

FOTO BERSAMA: Mahasiswa dan dosen jurusan Ilmu Komunikasi UNISMA Bekasi serta anggota Pokdarwis foto bersama di pintu gerbang desa tertinggi di pulau Jawa. ISTIMEWA

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Belajar tidak melulu di dalam kelas, tapi juga bisa dilakukan di luar kelas. Ya, belajar sambil berwisata di lakukan oleh 60 mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi (Ilkom), Fakultas Komunikasi Sastra dan Bahasa (FKSB) Universitas Islam 45 (UNISMA) Bekasi. Mereka melakukan field trip ke Desa Wisata Sembungan, yang terletak di kawasan Dieng, Jawa Tengah, akhir pekan kemarin.

Desa Sembungan yang dikenal sebagai desa tertinggi di Pulau Jawa, menjadi lokasi ideal untuk kegiatan ini yang bertujuan untuk mengimplementasikan komunikasi pembangunan dan meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam berbagai aspek komunikasi.

Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi UNISMA Bekasi yang mengambil mata kuliah seperti Development Supporting Communication, Digital Branding, Komunikasi Lintas Budaya, Komunikasi Massa, dan Komunikasi Interpersonal. Selain itu, dosen Ilmu Komunikasi UNISMA Bekasi juga turut serta sebagai pendamping yang memberikan bimbingan langsung kepada mahasiswa dalam praktek lapangan.

“Tujuan utama dari field trip ini adalah untuk mengimplementasikan komunikasi pembangunan dalam melakukan social mapping dan strategi pengembangan kapasitas wilayah. Mahasiswa juga diajak untuk menggali permasalahan dalam pengelolaan wisata kreatif dan komunikatif serta meningkatkan komunikasi interpersonal antara peserta dengan mahasiswa lainnya, dosen, tenaga kependidikan, dan masyarakat lokal di Sembungan,” kata salah satu dosen FKSB UNISMA Bekasi, Tatik Yuniarti.

Kegiatan diawali sejak pukul 04.00 WIB , rombongan menyaksikan keindahan Golden Sunrise di Bukit Sikunir, yang terkenal sebagai salah satu pemandangan matahari terbit tercantik di Asia. Semua peserta merasa puas dengan pengalaman seharian yang memperkaya pengetahuan mereka mengenai pengelolaan wisata, budaya lokal, dan komunikasi pembangunan di desa Sembungan.

Selama kegiatan, mahasiswa berkesempatan untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat lokal, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), dan aparat desa setempat. Mereka juga diperkenalkan pada budaya sembungan melalui kunjungan ke warga lokal. Mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk mengasah kemampuan komunikasi massa mereka, dengan menyampaikan laporan hasil observasi melalui media sosial atau presentasi.

BACA JUGA: Telkom Innovillage 2024 Berhasil Ajak 2.815 Mahasiswa dari 136 Kampus

Salah satu highlight dari field trip ini adalah sesi sharing session bersama Pokdarwis Cebong Sikunir yang dipandu langsung oleh Ketua Dewan Pengawas Pokdarwis dan Pengelola Desa Wisata Sembungan Tafrihan, di ruang pertemuan gedung pengelolaan sampah bantuan Bank Indonesia KPW Jawa Tengah. Acara dilanjutkan dengan kunjungan ke kelompok tani, UMKM Carica, dan pengelolaan sampah di Desa Sembungan.

”Semoga hubungan dengan unisma akan tetap terjalin dengan cara pengutaan Perpusdes yang berharap bisa dibantu oleh volunteer dari kampus yang berada di Bekasi ini,” tegas Tafrihan.

Para mahasiswa mengaku senang bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat setempat, yang memberikan wawasan baru mengenai pengelolaan wisata berbasis masyarakat dan keberlanjutan lingkungan.

Dalam kunjungan tersebut, mahasiswa berkesempatan untuk berdiskusi tentang strategi pengembangan kapasitas wilayah, yang menjadi bagian dari topik utama dalam mata kuliah Development Supporting Communication.

Mereka belajar langsung dari masyarakat dan pengelola desa mengenai upaya meningkatkan daya tarik wisata dan memperkenalkan produk lokal, seperti Carica, yang menjadi ikon dari Dieng. Diskusi ini turut memperkaya perspektif mahasiswa tentang pentingnya kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan sektor pendidikan dalam pembangunan wilayah.

Selain itu, kegiatan ini juga memberi mahasiswa kesempatan untuk mengasah keterampilan komunikasi interpersonal dan kelompok melalui berbagai kegiatan seperti observasi, diskusi, dan laporan. (mif)