RADARBEKASI.ID, BEKASI – RSUD Kabupaten Bekasi kini membuka fasilitas layanan cath lab atau kateterisasi jantung. Namun, untuk sementara waktu, layanan baru ini belum melayani pasien BPJS Kesehatan.
Fasilitas cath lab yang berada di lantai dua rumah sakit ini juga dapat digunakan untuk menangani pasien yang mengalami serangan jantung secara mendadak. Penempatan cath lab di lantai dua ini bertujuan untuk mengoptimalkan penanganan pasien serangan jantung yang sebelumnya akan masuk ke ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) di lantai satu.
Direktur Utama RSUD Kabupaten Bekasi, dr. Arief Kurnia, menjelaskan terdapat beberapa dokter spesialis yang siap melayani di cath lab. Di antaranya, empat dokter jantung, dua dokter bedah saraf, tiga dokter radiologi, dan satu dokter bedah vaskular. Bagi pasien yang mengalami serangan jantung dan masuk IGD, proses perpindahan ke cath lab hanya memakan waktu 5 hingga 7 menit.
BACA JUGA: Pemkab Bekasi Serius Berantas Korupsi
“Jadi kolaborasi antar dokter. Terutama yang bersifat serangan jantung mendadak membutuhkan penanganan yang cepat. Tidak boleh lebih dari 90 menit. Kalau tidak ditangani dalam 90 menit kemungkinan bisa meninggal,” ucap Arief, Selasa (10/12).
Menurutnya, layanan cath lab ini telah direncanakan selama empat tahun terakhir, mengingat banyaknya pasien di poliklinik jantung yang tidak dapat ditangani karena belum adanya fasilitas ini.
Namun, untuk sementara, layanan ini hanya dapat diakses oleh pasien umum. Sebab, pihaknya belum menjalin kerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Arief berharap Pemerintah Kabupaten Bekasi dapat melengkapi fasilitas penunjang serta memberikan pelatihan kepada tenaga kesehatan yang bertugas di cath lab.
“Sementara buat pasien umum, mungkin nanti kerja sama dengan Jamkesda rencananya. Dalam waktu dekat dari perwakilan BPJS akan mempercepat kerja sama. Mudah-mudahan sebelum akhir tahun sudah bisa terlaksana dengan BPJS,” tambahnya.
BACA JUGA: Target Sertifikasi BMD Kabupaten Bekasi Meleset Lagi
Sementara itu, Pj Bupati Bekasi, Dedy Supriyadi, menjelaskan bahwa peralatan medis di cath lab ini berasal dari Kementerian Kesehatan melalui skema Dana Alokasi Khusus (DAK), sementara perlengkapan tambahan lainnya didanai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2024. Nilai peralatan medis tersebut mencapai Rp 15 miliar.
“Kita sharing, karena harga alatnya cukup lumayan tinggi. Alhamdulillah kita diberikan kepercayaan dan bantuan dari pemerintah pusat dari Kemenkes melalui skema DAK,” ujar Dedy.
Ke depan, Dedy berharap penanganan pasien penyakit jantung dan pembuluh darah di cath lab dapat dimaksimalkan. “Kalau lima sampai tujuh menit menurut saya terlalu lama. Saya ingin yang tercepat dan yang terbaik. Karena keluarga pasien akan melihat respon kita sebagai pelayan,” ujarnya.
Sebagai kepala daerah, Dedy juga akan mengupayakan kerja sama dengan BPJS Kesehatan agar seluruh pasien dapat mengakses layanan di cath lab tersebut.
“Mudah-mudahan minggu depan sudah bisa direalisasikan pasien rujukan BPJS bisa mendapatkan layanan cath lab. Nanti tolong dievaluasi setiap hari, cath lab ini ada antrian rujukan dari mana-mana,” tutupnya. (ris)