Oleh: Achmad Muwafi, Lc
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Rezeki manusia telah diatur oleh Allah SWT. Rezeki tidak hanya dalam bentuk harta, akan tetapi bisa juga dalam bentuk lainnya seperti nikmat iman, kesehatan, keamananan dan keselamatan.
Terdapat beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang menegaskan bahwa Allah SWT telah menjamin rezeki untuk setiap makhluknya. Di dalam Al-Qur’an surat Hud ayat 6, Allah SWT berfirman, “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya. Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).
Allah SWT akan memberi rezeki dari arah yang tak terduga dan dari arah yang tidak disangka-sangka kepada orang yang bertakwa. Semakin tinggi tingkat ketakwaan seseorang, maka semakian banyak pula rezeki yang diberikan oleh Allah SWT kepadanya.
Allah SWT befirman, “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah swt niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (QS. At-Talaq ayat 2-3)
Menurut Ali bin Abu Thalib ra, bahwa orang yang bertakwa itu harus mencakup empat kriteria yaitu takut kepada Allah (jalil), mengamalkan Al-Qur’an dan hadist (tanzil), merasa cukup dengan rezeki yang sedikit (qalil), serta mempersiapkan diri untuk hari berpergian/kematian (rahil).
Umar bin Abdul Aziz ra juga berkata, takwa bukanlah hanya diukur dengan mengerjakan perintah Allah SWT seperti mengerjakan shalat malam atau puasa di siang hari saja, tetapi orang yang bertakwa juga harus meninggalkan segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah SWT, karena meninggalkan yang diharamkan oleh Allah swt itu hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang takut (takwa) kepada Allah SWT yang menyadari bahwa Allah SWT selalu mengawasinya.
Orang yang bertakwa kepada Allah SWT juga akan diberikan keselamatan dari berbagai musibah. Allah SWT berfirman, “Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena kemenangan mereka. Mereka tidak disentuh oleh azab dan tidak bersedih hati.” (QS. Az-Zumar ayat 61)
Dikisahkan ketika Nabi Muhammad SAW bersama sahabat dekatnya Abu Bakar keluar dari Mekah untuk hijrah ke kota Madinah, keduanya bersembunyi di gua Tsur dari kejaran orang-orang kafir Qurasiy dengan rasa takut dan khawatir yang menyelimuti mereka. Kondisi ini digambarkan dalam sebuah hadist riwayat Bukhari dan Muslim, bahwa pada saat itu Abu bakar ra berkata, “Wahai Rasulullah, seandainya salah satu di antara mereka melihat kedua kakinya, sungguh ia akan melihat dan mengetahui keberadaan kita.”
Dengan keyakinan akan pertolongan dari Allah sMEMPEROLEH REZEKI TAK TERDUGA
Oleh. Achmad Muwafi, Lc
Pengasuh Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum Bekasi, Pengurus Pusat Bidang Dakwah Ikatan Dai Indonesia (IKADI), Kepala SMPIT Baitul Halim Bekasi
Rezeki manusia telah diatur oleh Allah swt. Rezeki tidak hanya dalam bentuk harta, akan tetapi bisa juga dalam bentuk lainnya seperti nikmat iman, kesehatan, keamananan dan keselamatan. Terdapat beberapa ayat dalam Al-Quran yang menegaskan bahwa Allah swt telah menjamin rezeki untuk setiap makhluknya. Di dalam Al-Quran surat Hud ayat 6, Allah swt berfirman, “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya. Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).
Allah swt akan memberi rezeki dari arah yang tak terduga dan dari arah yang tidak disangka-sangka kepada orang yang bertakwa. Semakin tinggi tingkat ketakwaan seseorang, maka semakian banyak pula rezeki yang diberikan oleh Allah swt kepadanya. Allah swt befirman, “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah swt niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (QS. At-Talaq ayat 2-3)
Menurut Ali bin Abu Thalib ra, bahwa orang yang bertakwa itu harus mencakup empat kriteria yaitu takut kepada Allah (jalil), mengamalkan Al-Quran dan hadist (tanzil), merasa cukup dengan rezeki yang sedikit (qalil), serta mempersiapkan diri untuk hari berpergian/kematian (rahil).
Umar bin Abdul Aziz ra juga berkata, takwa bukanlah hanya diukur dengan mengerjakan perintah Allah swt seperti mengerjakan shalat malam atau puasa di siang hari saja, tetapi orang yang bertakwa juga harus meninggalkan segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah swt, karena meninggalkan yang diharamkan oleh Allah swt itu hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang takut (takwa) kepada Allah swt, yang menyadari bahwa Allah swt selalu mengawasinya.
Orang yang bertakwa kepada Allah swt juga akan diberikan keselamatan dari berbagai musibah. Allah swt berfirman, “Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena kemenangan mereka. Mereka tidak disentuh oleh azab dan tidak bersedih hati.” (QS. Az-Zumar ayat 61)
Dikisahkan ketika Nabi Muhammad saw bersama sahabat dekatnya Abu Bakar keluar dari Mekah untuk hijrah ke kota Madinah, keduanya bersembunyi di gua Tsur dari kejaran orang-orang kafir Qurasiy dengan rasa takut dan khawatir yang menyelimuti mereka. Kondisi ini digambarkan dalam sebuah hadist riwayat Bukhari dan Muslim, bahwa pada saat itu Abu bakar ra berkata, “Wahai Rasulullah, seandainya salah satu di antara mereka melihat kedua kakinya, sungguh ia akan melihat dan mengetahui keberadaan kita.”
Dengan keyakinan akan pertolongan dari Allah swt, maka Nabi Muhammad saw berusaha untuk menenangkan Abu Bakar ra dengan bersabda, “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah membersamai kita. Wahai Abu bakar, engkau tidak tahu bahwa bersama kita berdua yang ketiga adalah Allah.”
Inilah salah satu contoh yang menggambarkan bagaimana seseorang akan diselamatkan oleh Allah swt dari berbagai macam bahaya yang mengancam jiwa dan kesedihan karena ketakwaannya. (*)
Penulis merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum Bekasi, Pengurus Pusat Bidang Dakwah Ikatan Dai Indonesia (IKADI), Kepala SMPIT Baitul Halim Bekasi