Berita Bekasi Nomor Satu

Rencana Penambahan Jam Olahraga, Ini Dampaknya pada Pembelajaran Siswa

ILUSTRASI: Para siswa SMAN 1 Sukakarya Kabupaten Bekasi berolahraga di lapangan sekolah. ISTIMEWA

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Rencana penambahan jam olahraga bagi siswa mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) diprediksi akan mempengaruhi waktu belajar dan mengajar di sekolah.

“Tentu saja, penambahan jam olahraga ini akan berpengaruh terhadap waktu pembelajaran lainnya,” ujar Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMK Citra Mutiara, Kabupaten Bekasi, Prawiro Sudirjo, kepada Radar Bekasi.

Menurutnya, untuk menyesuaikan penambahan tersebut, beberapa jam pelajaran lain harus dikurangi atau dihapus.

“Memang harus ada jam pelajaran yang dikorbankan, jika dilihat dari kegiatan belajar-mengajar secara umum,” jelas Prawiro.

Namun, lanjutnya, pengurangan waktu belajar tidak bisa diterapkan pada mata pelajaran wajib seperti Matematika, Bahasa Indonesia, dan beberapa pelajaran lainnya yang diatur dalam kurikulum.

“Jam pelajaran wajib tidak bisa dikurangi karena sudah sesuai dengan aturan dalam kurikulum,” tambah Prawiro.

Waktu belajar yang dapat dikurangi atau dihapus adalah mata pelajaran muatan lokal, seperti bahasa Jepang atau pelajaran lainnya yang tidak terlalu mendasar.

“Biasanya di jenjang SMA ada mata pelajaran muatan lokal (mulok) seperti bahasa Jepang, sementara di SMK ada mulok branding atau digital marketing, yang umumnya diterapkan untuk program jurusan akuntansi,” ungkapnya.

Jika pengurangan mata pelajaran muatan lokal tidak dilakukan, maka waktu belajar siswa akan otomatis bertambah.

“Tentu saja, jam belajar dan mengajar akan lebih lama, dan waktunya juga otomatis bertambah,” ucapnya.

BACA JUGA: Sekolah Ingatkan Siswa Kelas 12 Fokus Belajar di Semester Genap

Hal senada juga disampaikan oleh Guru SDN Jatiasih IV Kota Bekasi, Surya. Ia menuturkan, dengan penambahan jam olahraga, kegiatan belajar siswa tentu akan terpengaruh.

“Ya, harus ada yang digeser atau penambahan waktu belajar siswa,” ujarnya.
Meski begitu, pihaknya masih menunggu kebijakan dan mekanisme terkait penambahan jam olahraga yang rencananya akan diterapkan dalam waktu dekat.

“Kami lihat dulu mekanismenya seperti apa, karena ini kan baru rencana dan belum tahu bagaimana sistemnya di lapangan,” pungkas Surya.

Sebagai informasi, rencana penambahan jam olahraga mulai dari SD hingga SMA ini diusulkan oleh Presiden Prabowo Subianto dan disampaikan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo. Rencana ini merupakan bagian dari Program Gerakan Indonesia Bugar yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran siswa di seluruh Indonesia. (dew)