Biaya yang ditanggung jemaah haji disebut sebagai biaya perjalanan ibadah haji (bipih). Pada musim haji 2024, rerata bipih ditetapkan Rp 56 juta. Dengan demikian, biaya haji yang ditanggung jemaah tahun depan naik sekitar Rp 9,3 juta per orang.
Jika usulan Kemenag itu disetujui, jemaah yang berangkat haji tahun 2025 harus menyiapkan dana Rp 40,3 juta. Sebab, di awal mendaftar, mereka sudah membayar setoran awal Rp 25 juta.
BACA JUGA: Kemenag Kota Bekasi Minta 1.900 Jemaah Calon Haji 2025 Lengkapi Dokumen
Namun, ongkos haji 2025 itu masih berupa usulan Kemenag. Biasanya, biaya haji resmi yang ditetapkan pemerintah bersama DPR lebih rendah dibandingkan usulan. Misalnya, pada musim haji 2024, sebelumnya diusulkan BPIH sebesar Rp 105 juta. Kemudian, usulan bipih-nya waktu itu Rp 73,7 jutaan. Tetapi, akhirnya bipih 2024 disepakati Rp 56 juta per jemaah.
Usulan biaya haji 2025 itu disampaikan Menag Nasaruddin Umar. ’’Komponen beban jemaah langsung atau bipih Rp 65.372.799 per jemaah. Untuk memenuhi prinsip keadilan dan keberlanjutan dana haji,’’ katanya. Dalam usulannya, jemaah menanggung biaya haji 70 persen. Sedangkan subsidi atau nilai manfaat sebesar 30 persen.
Pembagian porsi itulah yang membuat ongkos haji yang dibayarkan jemaah menjadi lebih mahal dibandingkan 2024. Pasalnya, tahun lalu porsi beban jemaah hanya 60 persen. Sedangkan subsidi dana haji 40 persen. Dengan adanya pengurangan subsidi itu, otomatis biaya haji yang ditanggung jemaah semakin besar.
Nasaruddin mengatakan, usulan proporsi antara beban jemaah dan subsidi tersebut sudah menggunakan formulasi pembebanan dan proses kajian. Menurut dia, proporsi 70:30 itu bisa menjaga keberlanjutan dana haji. Jangan sampai hasil pengelolaan dana haji habis karena proporsi subsidi yang terlalu besar.
BACA JUGA: DPR Ungkap Anggaran Janggal Biaya Haji, Pengantar Stiker Rp 800 Juta
Nasaruddin juga menyampaikan sejumlah tantangan haji mendatang. Di antaranya, pengurangan kuota petugas haji. Dia mengatakan, kuota haji Indonesia tahun depan 221 ribu. Arab Saudi memberikan kuota petugas haji sebanyak 2.210 orang. Jumlah itu lebih sedikit dibandingkan kuota petugas haji 2024 yang mencapai 4.700 orang. Semula Saudi memberikan kuota petugas haji 2024 sebanyak 4.200 orang. Kemudian, ditambah 500 orang karena ada penambahan kuota haji sebanyak 20 ribu orang.
’’Kami akan terus berupaya mendapatkan tambahan kuota petugas haji,’’ katanya. Dalam kesempatan itu, dia juga mengatakan bahwa jarak hotel di Makkah dibatasi maksimal 4,5 km dari Masjidilharam. Sedangkan di Madinah berada di radius 1 km dari Masjid Nabawi.
Dalam kesempatan yang sama, Wamenag Romo H.R. Muhammad Syafi’i mengakui, terasa ada kontradiksi antara pernyataan pemerintah sebelumnya dan usulan biaya haji. Seperti diketahui, beberapa waktu lalu mencuat statement biaya haji 2025 mengalami penurunan. Tetapi, ternyata lebih besar dibandingkan tahun lalu.
BACA JUGA: Biaya Haji Tahun 2023 Naik Jadi Rp 69 Juta, Ini Rinciannya
’’Artinya, lebih banyak yang dipakai berangkat ketimbang yang dibagikan ke jemaah tunggu,’’ tuturnya. Jika dibiarkan terus, dana haji bisa tergerus habis. Belum lagi pada 2027 nanti, dalam satu tahun ada dua kali pemberangkatan haji. Maka, harus tersedia likuiditas dana haji yang mencukupi. (jpc)