RADARBEKASI.ID, BEKASI – Taman Air Waterboom Cikarang mencatatkan lonjakan pengunjung selama libur Natal dan Tahun Baru 2025, berkat konsep yang tetap dipertahankan. Sementara itu, Sungai Jingkem mengalami penurunan jumlah pengunjung akibat kondisi yang membutuhkan perbaikan.
Marketing Communication Taman Air Waterboom Cikarang by Aryaduta, Rudi Hermanto, menyampaikan kunjungan puncak terjadi pada 25 Desember 2024 dan 1 Januari 2025 lalu.
“Khususnya pada Tahun Baru, 1 Januari, tercatat lebih dari 3.000 pengunjung dalam satu hari. Sedangkan pada 25 Desember, ada sekitar 1.200 orang yang datang,” ujar Rudi Hermanto, Minggu (5/1).
BACA JUGA: Awal Tahun, Harga Bahan Pokok di Pasar Kabupaten Bekasi Masih Tinggi
Menurut Rudi, Taman Air Waterboom Cikarang masih menjadi tujuan favorit berkat konsep tropis yang kuat. Banyak pengunjung yang kembali berkunjung setelah sebelumnya datang saat masih kecil, menciptakan kenangan yang melekat.
“Memori itu yang kami jaga. Selain itu, konsep Bali dan hutan tropis yang kami pertahankan juga menjadi daya tarik tersendiri,” tambahnya
Rudi mengatakan, rata-rata pengunjung Waterboom berasal dari Cikarang dan Karawang. Meskipun ada juga pengunjung dari Bogor hingga Bandung.
Berbeda dengan Taman Air Waterboom, wisata Sungai Jingkem justru mengalami penurunan jumlah pengunjung. Sungai yang terletak di hutan bakau ini pernah menjadi primadona wisata di wilayah utara, namun kini kunjungannya menurun drastis.
Pengelola Ahmad Sahil, mengatakan bahwa meskipun minat wisatawan masih ada kondisi sungai yang belum diperbaharui membuat pengunjung hanya dapat menikmati area sekitar tepi sungai.
BACA JUGA: Polisi Tangkap Dua Orang Pelaku Tawuran di Tambun Selatan
“Minat untuk berkunjung masih ada. Banyak yang datang dari berbagai kota, namun kondisi wisata yang tidak optimal membuat mereka hanya sampai di tepi sungai, tidak sampai ke jembatan,” ungkapnya.
Sungai Jingkem dikelola oleh masyarakat sekitar melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Samuderajaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Lokasi ini dapat dijangkau melalui Desa Huripjaya, Kecamatan Babelan, kemudian dilanjutkan dengan perahu nelayan menuju lokasi wisata.
Sejak dibuka hampir lima tahun lalu, Sungai Jingkem sempat menjadi populer dengan kunjungan yang mencapai 28 ribu orang dalam sebulan. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, jumlah pengunjung menurun.
“Dulu pernah sampai 28 ribu orang sebulan, tapi sekarang memang turun karena kondisi yang perlu perbaikan,” jelas Sahil.
Selama libur Natal dan Tahun Baru 2025, jumlah pengunjung hanya mencapai sekitar 500 orang dalam seminggu terakhir.
“Pengunjung ada, tapi tidak seramai dulu. Dari tanggal 25 Desember hingga Tahun Baru, hanya sekitar 500 orang yang datang,” ujar Sahil.
Mayoritas pengunjung berasal dari Jakarta Timur dan Barat, sementara dari wilayah Bekasi cenderung lebih sedikit. Selain wisatawan, ada juga yang datang untuk studi, seperti dari Universitas Jakarta.
Meski berada di musim liburan, kunjungan ke Sungai Jingkem tetap sepi. Sahil mengatakan pihaknya telah mengusulkan perbaikan kepada pemerintah daerah, namun hingga kini belum terealisasi. (and)