Berita Bekasi Nomor Satu

Viral Tumpukan Sampah Diduga Limbah Medis di Tarumajaya Bekasi, Ini Kata Ketua RT

Tumpukan sampah yang diduga limbah medis di dekat permukiman warga RT 002 RW 021 Desa Pusaka Rakyat Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi. FOTO: TANGKAPAN LAYAR

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Viral di media sosial video tumpukan sampah yang diduga limbah medis di dekat permukiman warga RT 002 RW 021 Desa Pusaka Rakyat Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi.

Selain itu, tampak dalam gambar gerobak motor (baktor) berplat merah milik Pemerintah Kota Bekasi berada di sekitar lokasi.

Pemilik lapak sekaligus Ketua RT 002, Sartono, menjelaskan bahwa tumpukan sampah tersebut memang sengaja dibawa ke lokasi untuk disortir. Ia menjelaskan bahwa sebagian besar pendapatan warganya berasal dari mengumpulkan barang rongsokan seperti botol air mineral.

“Itu kan dari rumah sakit dibawa ke sini, habis itu disortir. Setelah itu dibawa lagi ke pasar Family (tempat penampungan sementara), abis itu diangkut ke Bantargebang,” katanya.

Terkait dengan tumpukan sampah yang belum disortir, Sartono mengaku tidak sempat melakukannya karena wilayahnya sempat dilanda banjir beberapa hari lalu.

“Kemarin semenjak numpuk sortir karena banjir, tidak sempat menyortir,” ucapnya.

Mengenai baktor dengan nomor kendaraan B 4501 KZV milik Pemkot Bekasi yang ada di sekitar lapaknya, Sartono menjelaskan bahwa kendaraan tersebut biasa digunakan oleh adik iparnya, Marsudi alias Jenong, yang bekerja di Pemkot Bekasi dan mengangkut sampah ke lapaknya.

Sartono menyebutkan bahwa pihak kepolisian, pemerintah desa, dan pihak rumah sakit telah memeriksa lokasi tersebut, dan hasilnya tidak ditemukan limbah medis yang tergolong limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

“Dari RS juga kontrol ke sini memang tidak ada barang medis, dia sudah menjelaskan kalau barang medis itu sudah dipisah, ada lagi yang ngambil,” tambahnya.

Menanggapi peristiwa ini, anggota DPRD Kota Bekasi, Wildan Fathurrahman, meminta Pemkot Bekasi untuk memeriksa kebenaran informasi tersebut dan memberikan penjelasan kepada masyarakat guna menghindari keresahan.

“Terlepas kasuistik yang terjadi dan disebutkan di media sosial itu, saya kira pemerintah harus proaktif untuk memastikan itu semua. Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup harus memanggil pihak RS untuk mengklarifikasi terkait hal itu agar betul-betul informasi yang masih simpang siur di media sosial ini tidak terjadi lagi,” paparnya.

Dalam pengelolaan sampah RS yang baik kata Wildan, dilakukan pemilahan sebelum sampah dibuang, pemilahan ini bahkan sudah dilakukan oleh user atau petugas RS pengguna obat atau alat medis lainnya. Pada proses pemilahan ini lah petugas RS akan memisahkan kemana sampah harus dibuang sesuai dengan karakteristiknya, dibedakan berdasarkan warga plastik atau wadah tempat pembuangannya.

“Begitu memang ada tempat atau sediaan obat yang kontak langsung dengan obatnya, dia buang di sampah berwarna kuning atau Safety Box untuk sampah-sampah limbah tajam. Nanti prosesnya itu dibuang sesuai skema limbah B3,” ucapnya.

Peristiwa di Desa Pusaka Rakyat, Kecamatan Tarumajaya tersebut seharusnya tidak terjadi menurutnya. Sekalipun sampah RS tersebut tidak tergolong limbah B3, sedianya tidak diperlakukan sebagaimana sampah yang dihasilkan di lingkungan masyarakat.

Terlebih sampah tersebut dibuang ke area yang bisa dijangkau oleh masyarakat luas. Hal ini berpotensi membuat masyarakat resah lantaran pengertian masyarakat luas terhadap sampah medis.

“Saya kira pihak terkait harus bisa menjelaskan. Pihak Dinas Lingkungan Hidup harus kroscek terkait hal ini dan memanggil pihak RS untuk betul-betul pengelolaan sampahnya lebih baik lagi, agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat,” tambahnya.

Wildan juga mengingatkan agar seluruh Fasyankes mulai dari klinik, Puskesmas, sampai RS tidak main-main dalam pengelolaan limbahnya.

Terpisah, Pj Wali Kota Bekasi, Raden Gani Muhamad kepada wartawan menyampaikan bahwa pihaknya akan menelusuri asal sampah yang diduga limbah medis tersebut.

“Nanti kita cek dan pastikan dulu ya Limbah medis asal muasalnya dari mana. Apakah rumah sakit, puskesmas, ataupun klinik,” ucapnya. (sur)