RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi membantah bila salah satu petugasnya “bermain” sampah medis. DLH juga mengklaim telah melakukan pengecekan ke lokasi tumpukan sampah di Desa Pusaka Rakyat, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.
Namun Kepala DLH Kota Bekasi, Yudianto tak bisa membantah bila keberadaan kendaraan bak motor (Baktor) di Desa Pusaka Rakyat adalah aset dinasnya.
BACA JUGA: Viral Tumpukan Sampah Diduga Limbah Medis di Tarumajaya Bekasi, Ini Kata Ketua RT
Yudi menjelaskan, baktor tersebut sehari-harinya biasa dibawa oleh salah satu Pegawai Harian Lepas (PHL) mengangkut sampah dan wilayah Kecamatan Medansatria. Dugaan adanya “permainan” sampah medis seperti yang diperbincangkan di media sosial baru-baru ini, memang diambil dari salah satu RS swasta di wilayah tugas salah satu PHL tersebut.
“Itu merupakan sampah non medis (sampah domestik) yang dibawa dengan baktor kita karena memang area parkir di RS tidak memungkinkan untuk dilaksanakan pengangkutan dengan armada yang lebih besar,” jelas Yudi, Senin (13/1).
Yudi memastikan bahwa sampah yang ada di Pusaka Rakyat bukanlah sampah medis golongan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Sebab dari hasil peninjauan timnya, keberadaan plastik sampah berwarna hitam di lokasi ternyata berisikan limbah kardus dan limbah plastik.
“Sudah dipastikan kembali dengan kunjungan lapangan bersama pihak rumah sakit, kemudian juga dengan aparat hukum yang ada di wilayah Tarumajaya, dan tim dari DLH Kota Bekasi,” ucapnya.
BACA JUGA: DLH Kota Bekasi Minta Sekolah Bawa Sisa Makanan ke Dapur Sehat
Lebih lanjut Yudianto menyampaikan bahwa sampah tersebut dibawa oleh salah satu petugas UPTD Kebersihan Kecamatan Medansatria untuk dipilah. Dimana keluarga dari petugas tersebut mengais pendapatan dari memilah sampah.
Ia juga menggaransi tidak ada sampah yang dibuang secara ilegal di wilayah tersebut. Residu hasil pemilahan sampah kembali diangkut oleh petugas tersebut menuju Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di wilayah Kecamatan Medansatria.
“Di keluarganya ada yang memilah, kemudian nanti residunya kembali lagi ke Pasar Family (lokasi TPS), dan dibuang ke TPA,” tambahnya. (sur)