RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pedagang hewan potong di Kabupaten Bekasi mengalami penurunan omzet akibat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak mereka.
Pedagang hewan potong, Nur Cholis, mengungkapkan bahwa beberapa hewan ternaknya seperti sapi, domba, dan kambing sempat terjangkit PMK. Namun, ia menegaskan bahwa hewan-hewan tersebut kini sudah sembuh setelah diberi perawatan dan vitamin.
“Ada beberapa hewan yang terkena PMK. Namun saat ini sudah sembuh karena kami memberikan perawatan dan diberikan vitamin,” ucapnya, Senin (13/1).
BACA JUGA: Perumda Tirta Bhagasasi Sosialisasikan Amandemen Perdir
Meski hewannya sudah sembuh, Cholis menyebutkan bahwa wabah PMK tetap berdampak pada penurunan omzet. Hal ini disebabkan kekhawatiran pembeli terhadap potensi hewan yang terjangkit PMK.
“Dampaknya, omzet saya menurun sekitar 20 persen,” ujarnya.
Cholis menjelaskan bahwa harga sapi yang ia jual bervariasi tergantung pada ukuran dan jenisnya, berkisar antara Rp17 juta hingga Rp35 juta per ekor. “Harga tergantung bobot sapi. Meskipun kondisi saat ini masih ada jual beli, namun tidak seperti biasanya,” kata Cholis, yang memiliki sekitar 50 sapi siap jual.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Dwian Wahyudiharto, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan survei lapangan dan menemukan 148 ekor hewan yang terjangkit PMK.
“Sebanyak 108 ekor sudah sembuh, 2 ekor mati, 14 ekor dipotong bersyarat, dan 24 ekor masih dalam perawatan,” tuturnya.
Untuk mencegah penyebaran PMK, Dwian menjelaskan bahwa pihaknya melakukan sosialisasi tentang pentingnya menjaga kebersihan kandang dan kesehatan hewan, serta memberikan vaksinasi.
“Selama 2024, sudah ada 37.459 hewan dari berbagai jenis yang divaksinasi,” ujarnya.
Dwian merinci jumlah hewan yang sudah divaksinasi, yaitu 14.605 sapi, 4 kerbau, 19.176 domba, dan 3.674 kambing. “Upaya pencegahan yang kami lakukan termasuk pemberian pengobatan suportif dan edukasi mengenai PMK,” tambahnya. (and)