RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Indonesia mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sektor baja untuk memperluas pasar dengan memulai ekspor.
Menteri Perdagangan, Budi Santoso, menekankan pentingnya UMKM tidak hanya bertahan di pasar domestik, tetapi juga memanfaatkan peluang global dengan memasuki pasar ekspor.
“UMKM ini jangan sampai di dalam negeri kalah bersaing, justru target kita UMKM bisa ekspor. Kalau UMKM bisa ekspor, berani inovasi, siap adaptasi, kalau sudah bisa ekspor berarti untuk masuk di pasar dalam negeri lebih mudah,” ujar Budi.
BACA JUGA: UMKM Kluster Aksesoris di Kota Bekasi Banjir Pesanan
Hal itu dikatakan Budi saat seremoni pelepasan ekspor baja di PT Gunung Raja Paksi (GRP) Tbk di Desa Sukadanau Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi, Rabu (15/1). Pada ekspor baja awal tahun ini, sebanyak 1.200 metrik ton produk baja welded beam dikirim ke Selandia Baru dengan nilai kontrak mencapai 1,5 juta dolar AS atau sekitar Rp24,46 miliar.
Lebih lanjut, Budi menyatakan pemerintah siap membantu UMKM dalam memulai dan meningkatkan pasar ekspor mereka. Kementerian Perdagangan bersama perwakilan perdagangan di luar negeri terus mempromosikan produk unggulan Indonesia melalui penjajakan kesepakatan bisnis, misi dagang, dan pameran internasional.
Budi juga mendorong peningkatan produksi baja untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, mengingat kebutuhan baja di dalam negeri masih cukup besar.
“Tahun ini bagaimana kita meningkatkan produksi baja, paling tidak di dalam negeri itu tercukupi oleh industri kita. Masih sekitar 4 juta ton pasar yang belum kita cukupi,” ungkap Budi.
BACA JUGA: UMKM Binaan Bea Cukai Bekasi Kembali Mengekspor 1,8 Ton Basreng Ke Negeri Sakura
Meskipun Indonesia masih melakukan impor baja untuk memenuhi kebutuhan domestik, Budi menegaskan Indonesia tetap menjadi negara pengekspor baja terbesar ketujuh di dunia.
“Kita eksportir baja terbesar nomor 7 di dunia. Walaupun baja kita masih impor karena produksi kita untuk di dalam negeri pun masih kurang. Tapi kita juga memiliki kesempatan ekspor,” tambahnya.
Budi menargetkan pertumbuhan ekspor baja tahun ini sebesar 7,1 persen dengan nilai ekspor yang dibidik mencapai 294,45 juta dolar AS. Hal ini sejalan dengan permintaan baja dunia yang selama lima tahun terakhir terbilang fantastis, mencapai 855 miliar dolar AS.
“Ekspor baja itu 2024 sebesar 2,35 persen, tahun ini kami targetkan 7,1 persen. Memang tidak mudah dan berat, tapi itu adalah program kami. Kami juga tidak hanya menargetkan dan menetapkan angka, tapi juga membuat program supaya angka itu bisa dicapai,” tuturnya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Gunung Raja Paksi, Fedaus mengungkapkan pihaknya sudah tiga tahun berturut-turut melakukan ekspor. “Secara akumulasi, nilai ekspor tersebut telah mencapai 87 juta dolar AS,” katanya. (ris)