Berita Bekasi Nomor Satu

Pemkab Bekasi Dinilai Lemah Siapkan Tenaga Kerja Terampil

ILUSTRASI: Pekerja berada di salahsatu perusahaan di Cikarang Pusat, beberapa waktu lalu. Pemkab Bekasi dinilai lemah dalam menyiapkan tenaga kerja terampil. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi dinilai lemah dalam menyiapkan tenaga kerja (naker) terampil. Hal ini menyebabkan tingginya tingkat pengangguran terbuka di daerah tersebut.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2024, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kabupaten Bekasi sebesar 8,82 persen atau menurun dari 2023 sebesar 8,87 persen.

Diketahui, TPT merupakan persentase jumlah pengangguran terhadap angkatan kerja. Adapun rata-rata angkatan kerja di Kabupaten Bekasi sejak dua tahun terakhir di atas 2 juta jiwa setiap tahunnya.

Tokoh Buruh, Obon Tabroni, menyampaikan bahwa tingginya tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Bekasi tidak lepas dari lemahnya penyiapan tenaga kerja terampil. Ia menyebutkan, tenaga kerja lokal sering kali kalah bersaing dengan warga pendatang, yang menyebabkan tingkat pengangguran tetap tinggi.

BACA JUGA: FSBDSI Bekasi Nilai Kenaikan Usia Pensiun Sulitkan Angkatan Kerja Baru

“Pemerintah perlu fokus pada peningkatan keterampilan tenaga kerja agar mereka siap bersaing di dunia kerja,” ujar Obon, yang juga merupakan Anggota K
omisi IX DPR RI ini, Kamis (16/1).

Obon menambahkan, ketidaksesuaian antara angkatan kerja dan kebutuhan dunia industri juga menjadi masalah lain. Menurutnya, banyak angkatan kerja yang terlahir setiap tahunnya tidak sesuai dengan keterampilan yang dibutuhkan industri.

“Ada jarak antara industri dan pendidikannya. Yang dibutuhkan oleh industri itu spesifikasinya A tapi yang dicetak justru B. Otomatis tidak sesuai, jadi banyak industri yang akhirnya mencari ke lingkaran yang lebih luas,” katanya.

Untuk itu, Obon mengusulkan agar ada penyesuaian antara kurikulum pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja, yang harus dimulai dari sekarang sebagai langkah jangka panjang.

Sementara, Penjabat (Pj) Bupati Bekasi, Dedy Supriyadi, menegaskan bahwa persoalan ketenagakerjaan merupakan salah satu fokus utama pemerintah daerah. Beberapa langkah yang telah diambil antara lain peningkatan fungsi balai latihan kerja serta perluasan pembukaan bursa kerja.

BACA JUGA: Pemkab Bekasi Usulkan Program Pangan untuk Dapat Bantuan Anggaran Pusat

“Kami terus melakukan peningkatan upaya untuk bagaimana tenaga kerja khususnya warga Kabupaten Bekasi ini dapat terserap di dunia industri. Ini menjadi hal penting dan salah satu fokus perhatian,” kata Dedy.

Dedy menambahkan, pemerintah daerah juga aktif berkoordinasi dengan seluruh kawasan industri untuk membuka lebih banyak lapangan kerja. Pemerintah mendorong sektor dunia usaha untuk menyediakan ruang bagi tenaga kerja lokal.

“Sejauh ini, dunia usaha dan kawasan industri telah memberikan lampu hijau untuk penyerapan tenaga kerja lokal. Kami juga fokus menyiapkan tenaga kerja lokal dengan keterampilan yang dibutuhkan dunia usaha,” ujarnya.

Selain sektor industri formal, Dedy menyebutkan bahwa pemerintah juga membuka peluang di sektor UMKM, agar warga Kabupaten Bekasi tidak hanya menjadi karyawan, melainkan juga wirausahawan.

“Bukan hanya kepada industri formal, tentu pembukaan lapangan kerja di sektor UMKM itu juga dilakukan. Jadinya tidak jadi karyawan tapi jadi wirausahawan, itu kami lakukan,” katanya.

Sementara itu, dalam kampanyenya, Bupati terpilih Ade Kuswara Kunang berencana untuk melakukan pendekatan langsung dengan mendatangi setiap kawasan industri. Ia menargetkan agar setiap perusahaan mempekerjakan setidaknya 10 karyawan warga lokal.

“Dengan minimal 10 karyawan per perusahaan, dikalikan jumlah perusahaan di Kabupaten Bekasi yang mencapai 7.000, akan ada puluhan ribu tenaga kerja lokal yang terserap. Selain itu, kami juga akan mendorong pembukaan wirausahawan baru, sehingga ekonomi mikro dapat tumbuh,” kata Ade. (and)