RADARBEKASI.ID, BEKASI-Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto bersama Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, secara terbuka meminta maaf kepada masyarakat terkait beberapa isu yang tengah menjadi perhatian publik. Salah satunya adalah pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang belum merata di seluruh wilayah Indonesia.
Dalam kunjungannya ke Sumedang, Jawa Barat pada Senin 20 Januari 2025 kemarin, Presiden Prabowo menyampaikan permintaan maaf kepada orang tua dan anak-anak yang hingga saat ini belum mendapatkan manfaat dari program MBG. Ia menegaskan bahwa program tersebut baru saja diluncurkan, sehingga membutuhkan waktu untuk mencapai seluruh masyarakat secara merata.
“MBG baru mulai, MBG ini secara fisik tidak mudah untuk segera ke seluruh rakyat. Untuk itu, saya Prabowo Subianto, Presiden Republik Indonesia, saya minta maaf kepada semua orang tua dan anak-anak yang belum menerima,” ujar Prabowo yang dikutip dari JPNN, Selasa (21/1).
BACA JUGA:Tak Sertakan Susu dalam Menu Perdana Makan Bergizi Gratis, Begini Respon Istana
Ketua Umum Gerindra itu juga menjelaskan bahwa banyak proses teknis dan administrasi yang harus dilakukan agar program ini berjalan dengan aman, tepat sasaran, dan efektif. Menurutnya, pengelolaan dana program secara transparan dan akuntabel menjadi prioritas utama untuk memastikan bantuan tersebut benar-benar diterima oleh yang membutuhkan.
“Namun, tidak bisa seketika ini secara fisik tidak mungkin, secara administrasi tidak mungkin. Proses mengamankan uang yang dikirim itu tidak hilang itu ada proses yang harus dilaksanakan dan untuk itu membutuhkan waktu,” lanjutnya.
Prabowo menyampaikan bahwa ia telah memerintahkan para menteri terkait untuk mempercepat pelaksanaan program MBG agar segera dirasakan oleh seluruh masyarakat, terutama anak-anak Indonesia. “Kalau belum merasakan saya minta maaf. Namun Insyaallah 2025 berjalan. Ini proyek sangat besar dan tidak ringan, tetapi saya jamin dananya ada untuk semua anak indonesia dan yang tidak perlu makan tidak apa-aoa berikan jatahnya pada yang perlu,” tuturnya.
BACA JUGA:Dandim 0507/Bekasi Keliling Sekolah Pantau Program Makan Bergizi Gratis
Selain keterbatasan waktu, pelaksanaan program MBG juga menghadapi tantangan di berbagai daerah. Belum meratanya infrastruktur dan sistem distribusi menjadi kendala utama. Beberapa daerah terpencil, terutama di wilayah timur Indonesia, melaporkan keterlambatan distribusi bahan makanan bergizi. Kondisi geografis yang sulit dijangkau, minimnya fasilitas transportasi, dan kurangnya koordinasi di tingkat daerah turut memperlambat implementasi program.
Sebagian masyarakat di kota-kota besar telah merasakan manfaat dari program ini, namun di daerah pedalaman, banyak anak-anak yang belum mendapatkan akses makanan bergizi. Hal ini memunculkan kritik dari berbagai kalangan, termasuk pemerhati kebijakan publik dan masyarakat umum.
Selain permintaan maaf Presiden Prabowo, Menteri ATR/BPN Nusron Wahid juga menyampaikan permintaan maaf atas kegaduhan yang terjadi akibat keberadaan pagar laut misterius di Perairan Tangerang, Banten. Pagar sepanjang 30 kilometer tersebut menimbulkan kebingungan dan keresahan di masyarakat.
BACA JUGA:Pemprov Jabar Alokasikan Rp1 Triliun untuk Program Makan Bergizi Gratis
“Kami atas nama Kementerian ATR/BPN memohon maaf kepada publik atas kegaduhan yang terjadi,” ungkap Nusron.
Politikus Partai Golkar ini menjelaskan kementeriannya akan menyelesaikan masalah pagar laut ilegal secara terbuka, dengan transparansi. Hal ini dilakukan untuk menghindari potensi kesalahan lebih lanjut. “Kami akan tuntaskan masalah ini seterang-terangnya, setransparan-transparannya, tidak ada yang kami tutupi,” ujarnya.
Diketahui, pagar laut misterius di Tangerang, Banten sepanjang 30 kilometer menjadi perbincangan di masyarakat selama sepekan, ini juga menimbulkan kegaduhan di masyarakat. Bahkan Presiden RI Prabowo Subianto pun turun tangan menyudahi polemik pagar laut sepanjang 30 kilometer tersebut. (ce1)