Berita Bekasi Nomor Satu

Jajaka Nusantara Dorong Pemerintah Buat Kebijakan agar Durian Bekasi ‘Nyohor’ Lagi  

Ketua Umum Jajaka Nusantara, Damin Sada; Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, Ade Sukron, dan Pj Bupati Bekasi, Dedy Supriyadi, dan tamu undangan lainnya membuka Festival Durian Bekasi. FOTO: ISTIMEWA

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Organisasi Jawara Jaga Kampung (Jajaka) Nusantara menggelar Festival Durian Bekasi di Gedung Juang 45 Tambun Selatan pada Sabtu (15/2) hingga Minggu (16/2). Acara ini bertujuan untuk mengingatkan masyarakat Bekasi tentang kejayaan durian Bekasi yang pernah terkenal puluhan tahun lalu.

Ketua Umum Jajaka Nusantara, Damin Sada, menyampaikan bahwa saat ini sedang musim panen durian. Menurutnya, durian asal Bekasi, terutama dari daerah Setu, dikenal sebagai yang paling enak pada tahun 1970-1980.

Melalui festival ini, Damin mendorong pemerintah bisa membuat suatu kebijakan agar durian Bekasi bisa dikenal atau ‘nyohor’ lagi.

“Saya berharap dengan adanya acara ini, nanti pemerintah bagaimana memikirkan bahwa duren itu tampil lagi di Bekasi, ditanam kembali,” ujar Damin.

Hal itu dikatakan Damin saat pembukaaan acara Festival Durian Bekasi, Sabtu (15/2).
Dalam pembukaan acara yang dihadiri oleh Pj Bupati Bekasi, Dedy Supriyadi; Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, Ade Sukron; dan beberapa intansi lainnya.

Selain durian, Jajaka Nusantara juga menghadirkan lumbung padi sebagai simbol ketahanan pangan Bekasi.

Damin mengingatkan bahwa dulu Bekasi merupakan daerah lumbung padi di Jawa Barat. Ia berharap acara ini dapat mendorong pemerintah daerah untuk menjaga sisa sawah agar tidak terkena gusur untuk perumahan, serta agar Perda LP2B segera diresmikan untuk melindungi pertanian yang ada.

“Dulu, sawah ada di utara, terus buah-buahan ada di selatan. Barang-barang dari selatan dan utara sering dipertukarkan di Pasar Tambun pada tahun 70-an,” tambahnya.

Senada dengan itu, Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, Ade Sukron, mengungkapkan bahwa praktik barter kekayaan alam Bekasi sudah terjadi sejak lama. Misalnya, masyarakat selatan yang membutuhkan ikan akan mengambilnya di utara seperti Muaragembong, dan sebaliknya, masyarakat utara mengambil buah-buahan atau sayuran di selatan.

“Kekayaan alam ini perlu dijaga dengan baik. Identitas Bekasi sebagai daerah dengan keberagaman etnis, seperti Betawi di utara dan Sunda di selatan, harus tetap dilestarikan bersama budaya-budaya lainnya,” ujar Ade.

Ade menambahkan, bersama Pj Bupati, ia tengah mempercepat proses perlindungan lahan pertanian yang masih ada dengan mempercepat pembahasan Perda LP2B. Ia berharap keberadaan lahan pertanian ini bisa menjadi pondasi ketahanan pangan Kabupaten Bekasi

“Program-program untuk menuju ketahanan pangan, salah satunya kita bersama Pemerintah Daerah memberikan subsidi kepada petani kalau kena masalah,” ujarnya.

“Bahkan kita tambah lagi kalau petani kecelakaan dalam proses bertaninya, kita berikan asuransi. Itu bukti bahwasanya pemerintah hadir dalam konteks ketahanan pangan Kabupaten Bekasi,” tutup politisi Golkar ini. (pra)


Berita Bekasi Nomor Satu