RADARBEKASI.ID, BEKASI – Awal tahun 2025 membawa tantangan tersendiri bagi industri perhotelan di Kota Bekasi. Tingkat hunian hotel menurun dibanding periode liburan akhir tahun, meski masih bertahan di angka 50-60 persen.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bekasi, Yogi Kurniawan, mengakui tren ini sudah menjadi pola tahunan.
“Wajar, karena awal tahun biasanya masyarakat masih menahan pengeluaran setelah perayaan tahun baru,” ujarnya, Senin (24/2).
BACA JUGA: PHRI Berharap Pemkot Bekasi Tak Pangkas Anggaran Hotel dan Restoran
Pada momentum pergantian tahun, okupansi hotel sempat menyentuh 60-70 persen. Namun, setelah libur panjang Imlek dan Isra Mi’raj, angkanya turun. Penurunan ini otomatis berdampak pada omzet bisnis perhotelan.
Meski demikian, Yogi memastikan pengusaha hotel di Bekasi masih bertahan tanpa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Selama okupansi tidak turun di bawah 50 persen, kami masih bisa bertahan,” tambahnya.
Para pelaku usaha kini menatap Ramadan dan Lebaran sebagai momentum pemulihan. Biasanya, tingkat hunian meningkat sejak tiga pekan sebelum Idulfitri.
“Kami optimistis ada lonjakan okupansi di bulan-bulan tertentu sepanjang 2025,” pungkasnya.(sur)