Berita Bekasi Nomor Satu

Bangunan Liar di Bantaran Kali Sepak Gabus Tambun Utara Digusur, Warga Protes ke Dedi Mulyadi  

Alat berat menggusur bangunan liar di bantaran Kali Sepak Jalan Raya Gabus Desa Srijaya, digusur menggunakan alat berat pada Jumat (15/3). FOTO: ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Bangunan liar di bantaran Kali Sepak Jalan Raya Gabus Desa Srijaya, digusur menggunakan alat berat pada Jumat (15/3). Penggusuran sebagian besar bangunan liar yang terbuat dari material permanen ini dimulai dari area exit Gerbang Tol Gabus.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, bersama Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, memimpin penggusuran tersebut. Turut hadir Kapolres Metro Bekasi, Kombes Pol Mustofa, yang memimpin pengawalan proses penggusuran.

Dedi menjelaskan penggusuran untuk memperlancar aliran Kali Sepak dan pelebaran jalan.

Proses penggusuran sempat diwarnai dengan protes dari pemilik bangunan liar kepada gubernur dan bupati karena eksekusi tanpa pemberitahuan resmi.

“Gak ada pemberitahuan, SP 1, SP2, SP3, gak sesuai prosedur. Ya kami rakyat gak menolak digusur, yang penting dibikin enak seperti apa,” kata Munadi (60) di lokasi, Jumat (14/3).

Munadi, yang merupakan warga asli Desa Srijaya, sudah lebih dari 30 tahun menghidupi keluarganya dengan menyewakan tiga ruko yang digunakan sebagai bengkel dan tempat las.

BACA JUGA: Sempat Disorot Dedi Mulyadi, Bangunan Liar di Bantaran Kali Sepak Gabus Tambun Utara Bakal Digusur Hari Ini

Dirinya merasa kesal karena baru mengetahui pada Kamis (14/3) malam bahwa akan ada penertiban untuk normalisasi Kali Sepak.

“Kenapa ada bangli di sini? kan pemerintah gak mempersiapkan lapangan pekerjaan. Jadi orang berusaha untuk bisa hidup dengan cara begini,” tambahnya.

Munadi sudah berusaha untuk mendapatkan ganti rugi dengan bertemu dengan pihak Kecamatan, Koramil, dan Polsek Tambun Selatan. Berdasarkan informasi yang dia terima bakal ada ganti rugi bangunan.

“Tapi tadi saya dengar-dengar ada pergantian mungkin dalam bentuk uang. Kemungkinan ada kompensasi. Keberatan pasti gak sesuai, yang namanya kompensasi kan gak sesuai dengan hati nurani kita,” terang Munadi

Ia berharap pemerintah bisa memberikan solusi bagi warga yang terdampak penertiban Kali Sepak.

“Saya gak keberatan digusur, pelebaran itu memang jaman udah berubah gak apa, yang penting pemerintah sama rakyat ada pengertiannya. Rakyat dibikin enak seperti apa, jangan nyusahin rakyat, seperti solusinya gimana ya itu,” tandasnya. (ris)