RADARBEKASI.ID, BEKASI – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memberikan lima pesan untuk seluruh kepala desa, lurah, dan camat, se-Jawa Barat, dalam menyelesaikan dan menangani permasalahan banjir.
Dalam pesan pertamanya, Dedi menekankan pentingnya selektivitas dalam memberikan rekomendasi terhadap izin yang dapat menimbulkan masalah lingkungan.
“Yang pertama mari kita bersama-sama sejak hari ini, untuk selektif dalam memberikan rekomendasi terhadap berbagai izin yang menimbulkan problem lingkungan yang bertentangan dengan prinsip prinsip pengelolaan alam yang berkelanjutan,” tutur Dedi dalam video yang diunggah di akun Instagram pribadinya.
Pesan kedua, Dedi mengajak seluruh pemimpin daerah untuk lebih peka dalam menata wilayah, khususnya yang berkaitan dengan daerah aliran sungai (DAS).
“Kedua, mulai peka untuk melakukan penataan dan berani melakukan pembongkaran terhadap berbagai bangunan yang menggunakan daerah aliran sungai yang sudah jelas-jelas mengganggu fungsi arus dari sungai itu sendiri,” ungkapnya.
Pesan ketiga, Dedi mengingatkan untuk melakukan pembersihan sungai secara rutin dan meningkatkan pengelolaan sampah di setiap RT, RW, desa, dan kelurahan agar tidak terjadi pembuangan sampah ke sungai secara terus-menerus.
“Ketiga melakukan pembersihan pembersihan sungai, melakukan pengelolaan sampah di setiap RT, RW, desa, dan kelurahan agar tidak terjadi pembuangan sampah secara terus menerus ke sungai,” tuturnya.
BACA JUGA: Gita KDI Minta Dedi Mulyadi Lebih Perhatikan “Single Mom”, Ini Alasannya
Pesan keempat, Dedi mengajak untuk bekerja sama dalam mengelola sungai, terutama sungai kecil yang tidak dikelola oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Pengembangan Sumber Daya Air (PSDA), dan Perusahaan Jasa Tirta (PJT).
“Keempat, melakukan kerja sama untuk mengelola sungai secara bersama-sama, terutama sungai-sungai kecil yang tidak dikelola oleh BBWS, PSDA, dan PJT. Melakukan pelebaran, pengerukan secara gotong royong,” tuturnya.
Pesan kelima, Dedi menyarankan agar jembatan-jembatan kecil di sungai direkonstruksi dengan desain melengkung. Menurutnya, konstruksi jembatan yang melengkung akan membantu mengurangi hambatan terhadap aliran air dan mengurangi risiko penumpukan material yang bisa mengganggu kelancaran arus sungai.
“Kelima merekonstruksi ulang jembatan-jembatan kecil yang di sungai. Jembatannya diubah menjadi melengkung, agar ketika arus lewat kemudian membawa berbagai material yang mengganggu arusnya di antaranya adalah karena konstruksi jembatan yang lurus,” paparnya.
Kelima pesan tersebut, kata Dedi, merupakan langkah-langkah yang efektif untuk menyelesaikan dan menangani banjir.
“Semoga musibah banjir yang terjadi saat ini menjadi upaya yang diberikan oleh alam kepada kita bahwa alam itu akan berlaku galak kepada kita kalau kita memperlakukannya tidak dengan arif, tidak dengan cinta,” tutupnya. (oke)