RADARBEKASI.ID, BEKASI – Anggota Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Ahmadi, mendesak Dinas Kesehatan untuk memperketat pengawasan distribusi obat dari gudang hingga fasilitas kesehatan (faskes).
Hal tersebut bertujuan mencegah terulangnya kasus pemberian obat kedaluwarsa kepada bayi dari Puskesmas Rawa Tembaga yang terjadi baru-baru ini.
Pernyataan tersebut disampaikan Ahmadi saat rapat antara Komisi IV DPRD Kota Bekasi dengan Dinas Kesehatan Kota Bekasi pada Rabu (19/3).
“Rencana kerja ke depan akan mengatur dengan ketat peredaran obat hingga ke tingkat paling bawah, termasuk bidan. Kami juga sepakat untuk menganggarkan monitoring agar kejadian ini tidak terulang lagi,” ujarnya usai pertemuan di gedung DPRD Kota Bekasi.
Dalam waktu dekat, Komisi IV berencana mengunjungi Puskesmas Rawa Tembaga untuk memastikan keamanan obat-obatan serta menjamin pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat.
Terkait sanksi terhadap pihak yang bertanggung jawab, Ahmadi mengungkapkan bahwa Dinkes telah memberikan teguran kepada kepala puskesmas sesuai ketentuan yang berlaku.
“Kami sudah menanyakan langsung mengenai sanksi. Dinkes memberikan sanksi ringan berupa teguran kepada kepala puskesmas, sesuai dengan regulasi yang ada,” katanya.
Namun, Ahmadi mengakui bahwa sanksi tersebut tidak sepenuhnya memenuhi harapan masyarakat yang menginginkan tindakan lebih tegas.
“Kalau mengikuti aspirasi warga, sanksi ini tidak memuaskan. Namun, kita tetap harus mengikuti aturan hukum yang berlaku,” tambahnya.
Ia juga memastikan bahwa kepala Puskesmas Rawa Tembaga telah mendatangi keluarga korban dan meminta maaf satu hari setelah kejadian.
Sebelumnya, Dinkes Kota Bekasi telah menjatuhkan sanksi disiplin kepada kepala puskesmas, apoteker penanggung jawab program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), serta bidan yang terlibat dalam insiden tersebut.
“Langkah ini diambil sebagai bentuk pembinaan setelah insiden distribusi obat kadaluarsa,” ungkap Sekretaris Dinkes Kota Bekasi, Fikri Firdaus.
Diketahui, akibat pemberian obat kedaluarsa, dua balita berusia 8 dan 12 bulan mengalami gejala ruam serta gatal-gatal setelah imunisasi, dan sempat menjalani perawatan di RSUD Kota Bekasi. Saat ini, kondisi kedua balita telah membaik.
Pada hari kejadian, sebanyak 178 anak menjalani pemeriksaan kesehatan dan imunisasi di puskesmas tersebut.(sur)