RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sebanyak lebih dari 1.800 personel gabungan dikerahkan selama Operasi Ketupat Jaya 2025. Operasi ini bakal dimulai pada 23 Maret sampai 8 April 2025.
Ribuan personel itu terdiri dari 914 orang di Kota Bekasi dan 900 orang di Kabupaten Bekasi. Personel gabungan ini terdiri dari Polri, TNI, Dinas Perhubungan, Satpol PP, Pramuka, BPBD, Dinas Kesehatan, dan stakeholder lainnya. Pada Kamis (20/3), dilaksanakan apel gelar pasukan Operasi Kepolisian Terpusat Ketupat Jaya 2025.
Pantauan Radar Bekasi, petugas tengah memeriksa kesiapan ruas jalan yang akan dilalui pemudik, salah satunya di perbatasan Kota dan Kabupaten Bekasi.
Seperti tahun sebelumnya, volume lalu lintas di ruas jalan arteri diperkirakan akan meningkat, terutama di jalur menuju arah timur. Petugas gabungan akan berjaga selama 1×24 jam di sejumlah lokasi, dengan penugasan lebih ekstra pada puncak arus mudik dan arus balik.
Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Pol Dani Hamdani, menyampaikan lebaran tahun ini 914 personil dikerahkan. Mereka akan ditempatkan di pos yang disiapkan.
“Untuk keseluruhan pos pelayanan dan pos pengamanan di Kota Bekasi ada tujuh. Misalnya di perbatasan Sumber Artha, kemudian Harapan Indah, dan beberapa pusat ekonomi,” ungkapnya.
Terdapat tujuh pos pelayanan dan pos pengamanan di Kota Bekasi. Pos pengamanan berada perbatasan Kota Bekasi dan DKI Jakarta yakni Sumber Artha di Jalan KH Noer Alie dan Jalan Sultan Agung di Harapan Indah, kemudian Jalan Alternatif Transyogi, Jalan Ir H Juanda Bekasi Timur perbatasan Kota dan Kabupaten Bekasi, serta satu pos di Rest Area KM 6A Jatibening untuk arus balik.
Sementara itu pos pelayanan berada di dua titik, yakni di Mega Bekasi Hypermall Jalan Ahmad Yani dan Stasiun Bekasi. Dani menghimbau kepada warga Kota Bekasi yang akan mudik maupun pemudik yang akan melintas di Kota Bekasi mempersiapkan perjalanannya dengan baik.
Selama periode lebaran, petugas kepolisian akan meningkatkan pengamanan di lingkungan masyarakat. Salah satu yang menjadi fokus pengamanan adalah rumah-rumah yang ditinggal pemudik. Ia mempersilakan warga Kota Bekasi yang akan mudik menitipkan kendaraannya di kantor polisi terdekat.
“Selain kita memantau perkembangan arus mudik, kami juga meningkatkan kegiatan kepolisian terutama mengantisipasi rumah kosong yang ditinggal pemudik,” ucapnya.
Pada saat yang sama Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto memastikan Pemkot Bekasi, TNI, Polri, dan unsur masyarakat yang terlibat dalam Operasi Ketupat Jaya 2025 telah siap memberikan pelayanan prima kepada pemudik. Selain itu, potensi kerawanan selama periode lebaran juga telah dipetakan.
“Kita sudah susun kerangkanya, kita sudah merinci apa potensi gangguan yang akan terjadi, tentu kami persiapkan dengan kekuatan yang kami miliki,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Tri menyampaikan bahwa beberapa objek vital akan menjadi perhatian khusus aparat gabungan dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Diantaranya kegiatan masyarakat di pusat perbelanjaan, terminal, dan stasiun Bekasi.
Ia menyampaikan puncak arus mudik diprediksi terjadi pada 28-30 Maret mendatang.
“Puncak arus mudik di 28 – 30 Maret, lalu kembalinya di 5-7 April (puncak arus balik),” ucapnya.
Pihaknya juga memastikan ketersediaan barang selama periode lebaran, berbagai potensi akan diantisipasi sehingga barang-barang kebutuhan lebaran tersedia di pasar.
“Dan tidak ada kemudian muncul penimbunan-penimbunan terkait harga barang yang akan meningkat,” tambahnya.
Sementara, usai apel gelar pasukan, Kapolres Metro Bekasi, Kombes Pol Mustofa, menyampaikan bahwa 900 petugas gabungan yang dikerahkan akan ditempatkan di 10 posko, termasuk pos pengamanan dan pelayanan di sepanjang jalur mudik, seperti Pantura, Jalan Kalimalang, dan Ruas Tol Jakarta-Cikampek, serta di terminal bus dan stasiun kereta.
Lanjut Mustofa, apel gelar pasukan ini menandakan bentuk komitmen bersama dalam memastikan kesiapan personel dan sarana prasarana sekaligus memperkuat sinergi dengan berbagai pihak agar pelaksanaan Operasi Ketupat 2025 berjalan dengan aman, tertib, dan lancar.
“Berdasarkan survei Kemenhub RI, potensi pergerakan masyarakat selama libur Lebaran 2025 mencapai 146,48 juta orang atau sekitar 52 persen dari total penduduk Indonesia. Hal ini memerlukan kesiapan ekstra dalam hal pengamanan termasuk rekayasa lalu lintas,” terangnya.
Mustofa juga mengimbau kepada segenap personel yang bertugas untuk dapat memberikan pelayanan yang bersifat humanis serta responsif kepada masyarakat.
Ia juga menekankan pentingnya memberikan edukasi kepada pengemudi agar beristirahat sejenak, guna menghindari microsleep serta memastikan kondisi kendaraan dan kesiapan rambu-rambu lalu lintas dalam kondisi optimal. (sur/ris)