RADARBEKASI.ID, JAKARTA – Drama Korea Buried Hearts yang ditayangkan oleh SBS berhasil mencetak rekor luar biasa dengan meraih rating tertinggi sepanjang sejarah penayangannya.
Berdasarkan laporan Soompi, pencapaian ini menunjukkan kualitas akting luar biasa dari para pemainnya, termasuk Park Hyung Sik yang sukses menghidupkan karakter dalam drama ini dengan sempurna.
Pada 22 Maret, Buried Hearts meroket ke pencapaian tertingginya sejak pertama kali tayang. Menurut data dari Nielsen Korea, drama ini meraih rating nasional rata-rata sebesar 13,1 persen. Angka ini menjadi rekor pribadi baru bagi serial tersebut, membuktikan daya tariknya yang luar biasa bagi penonton.
Drama Buried Hearts yang dibintangi Park Hyung Sik ini kembali menghibur para penggemarnya melalui drama terbaru ini, yang pertama kali tayang pada 21 Februari 2025 di platform Disney+ Hotstar. Buried Hearts hadir dengan total 16 episode dan menawarkan cerita penuh ketegangan yang berpusat pada persaingan kekuasaan di dunia bisnis dan politik.
Baca Juga: Sinopsis Nocturnal, Film Come Back Kim Nam Gil yang Tayang di Bioskop
Sinopsis Buried Hearts
Drama ini mengisahkan perjuangan seorang pria yang nekat meretas dana gelap politik senilai 2 triliun won demi bertahan hidup. Tanpa disadari, aksinya ini menyeretnya ke dalam bahaya besar karena dana tersebut sebelumnya telah dicuri oleh seorang tokoh berbahaya yang bahkan rela membunuh demi mempertahankannya.
Seo Dong Ju yang merupakan tangan kanan ketua Grup Daesan, seorang pria yang dikenal setia dan berdedikasi penuh untuk perusahaannya. Namun, di balik kesetiaannya, ia menyimpan ambisi besar untuk menguasai Grup Daesan secara penuh. Dong Ju bukan sekadar bawahan, tetapi seorang pemangsa yang menunggu saat yang tepat untuk merebut kekuasaan.
Yeom Jang Seon, mantan direktur Badan Intelijen Nasional yang kini berprofesi sebagai profesor hukum. Dia adalah tokoh kunci dalam dunia politik Korea Selatan, yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan para pemimpin dari balik layar. Bagi Jang Seon, uang dan kekuasaan bukan sekadar alat, tetapi juga sumber kepuasan pribadinya. Dia terbiasa mempermainkan orang lain seperti boneka dalam genggamannya. (ce2)
