RADARBEKASI.ID, BEKASI – Tanto Surioto, ayah dari AF, terlapor dalam kasus dugaan penganiayaan terhadap Sutiyono (39), satpam Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi Barat, angkat bicara. Tanto menyampaikan bahwa banyak pemberitaan mengenai anaknya, baik di media mainstream maupun media sosial, yang keliru dan tidak sesuai dengan fakta sebenarnya.
“Berita yang beredar sebenarnya lebih banyak hoaks dan jauh dari kenyataan,” ujar Tanto saat dihubungi Radar Bekasi, Kamis (10/4).
Tanto mengklarifikasi bahwa anaknya saat ini belum menjalani pemeriksaan resmi oleh penyidik kepolisian. Namun demikian, sejumlah informasi yang tersebar menyebut seolah-olah AF telah ditetapkan sebagai buronan.
“Anak saya baru akan menjalani BAP, tetapi berita yang dihembuskan bahwa sudah DPO,” ungkap Tanto yang diketahui sebagai Pakar IT dan Digital Marketing ini.
Tanto juga mengungkapkan bahwa saat ini keluarganya sedang berduka. Ayahnya — yang merupakan kakek dari AF — meninggal dunia pada malam takbiran, 30 Maret 2025, di RS Mitra Keluarga Bekasi Barat. Peristiwa ini terjadi hanya sehari setelah insiden dugaan penganiayaan terhadap Sutiyono yang terjadi pada Sabtu, 29 Maret 2025, sekitar pukul 22.00 WIB.
“Kami sedang mengalami musibah, orangtua saya sakit kritis di RS Mitra Keluarga Bekasi kemudian meninggal saat pergantian hari, masuk 1 Syawal, bahkan saya tidak bisa salat Ied karena kami harus segera mengurus jenazah papa saya dikirim ke Pontianak untuk pemakaman,” jelasnya.
Tanto juga membantah tudingan bahwa anaknya melarikan diri ke Pontianak. Ia menegaskan bahwa pihak keluarga tetap menjalin komunikasi aktif dengan kepolisian dan pihak rumah sakit.
“Setelah kejadian, kita melakukan beberapa kali mediasi dalam kondisi keluarga kami sedang panik akan kondisi papa saya, namun kita sudah kasih fotocopy KTP, saya sudah memberikan no hp saya kepada Binmaspol, komandan satpam, dan disaksikan kakak serta istri security yang terlibat cekcok dengan anak saya,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa keluarganya memiliki itikad baik dan siap membantu pengobatan korban. Karena itu, ia menyayangkan tudingan bahwa mereka tidak menunjukkan tanggung jawab.
“Tapi hoaks yang muncul, kita dituduh tidak ada itikad baik,” sesalnya.
Lebih lanjut, ia membantah tuduhan anaknya melakukan penganiayaan fisik. Menurutnya, tidak ada kekerasan yang dilakukan anaknya dalam insiden tersebut.
“Headline pemberitaan adalah penganiayaan, namun anak saya tidak pernah sampai memukul sekalipun saat cekcok tersebut terjadi. Jika ini diproses hukum, insyaallah CCTV dan bukti yang ada tidak dapat membuktikan adanya tindakan penganiayaan. Allah SWT takkan membiarkan kedzaliman terjadi,” kata dia tegas.
Soal proses hukum, ia mengaku sudah berkoordinasi dengan penyidik. Namun karena sedang berada di Pontianak, mereka meminta penjadwalan ulang pemeriksaan.
“Sejak surat pemanggilan pertama, anak saya sudah langsung koordinasi dengan penyidik bahwa saat surat diterima, kita sedang di Pontianak dan sudah melakukan penjadwalan ulang,” ujarnya.
Tanto berharap agar semua pihak dapat memahami situasi keluarga yang tengah dilanda duka dan keterbatasan saat ini.
“Saya dan adik-adik habis-habisan dalam hal biaya pengobatan orangtua, kemudian harus mengembalikan jenazah ke Pontianak, melakukan pemakaman, dan semua terjadi saat high season atau peak season, tiket pesawat melambung tinggi Secara keuangan kami sangat terpengaruh,” pungkasnya. (rez)