RADARBEKASI.ID, BEKASI – Setelah dua bulan berturut-turut mengalami deflasi, laju inflasi di Kota Bekasi kembali meningkat pada Maret 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulanan (month to month) sebesar 1,46 persen, menandai berakhirnya tren deflasi yang terjadi di Januari dan Februari.
Kepala BPS Kota Bekasi, Ari Setiadi Gunawan, menyampaikan bahwa lonjakan inflasi ini salah satunya dipicu oleh berakhirnya diskon tarif listrik yang sebelumnya dinikmati masyarakat pada awal tahun.
“Januari dan Februari Kota Bekasi mengalami deflasi. Namun, pada Maret terjadi inflasi cukup signifikan,” ungkap Ari dalam keterangan resminya, Rabu (9/4).
BACA JUGA: Tren Pernikahan di Kota Bekasi Diprediksi Naik Usai Lebaran
Secara kumulatif, inflasi dari awal tahun (year to date) tercatat sebesar 0,73 persen, sedangkan inflasi tahunan (year on year) sebesar 0,93 persen – menjadi yang terendah dalam enam tahun terakhir.
Komoditas utama penyumbang inflasi bulan Maret antara lain: listrik dengan 1,3 persen, bawang merah 0,16 persen, emas perhiasan 0,08 persen, cabai rawit 0,06 persen, dan telur ayam ras dengan 0,03 persen.
Sementara itu, beberapa komoditas mencatatkan penurunan harga dan memberi andil pada deflasi, seperti tomat dan wortel (masing-masing 0,02 persen), serta kacang panjang, bahan bakar rumah tangga, dan tarif kereta api (masing-masing 0,01 persen).
Secara tahunan, emas perhiasan menjadi penyumbang terbesar dengan andil 0,78 persen. Disusul sektor penyediaan makanan dan minuman (0,24 persen), serta kelompok makanan, minuman dan tembakau (0,20 persen).
BACA JUGA: Warga Jatiasih Bayar Rp1,6 Juta untuk Proses Nikah, Kepala KUA: Biaya Resmi Rp600 Ribu
Ari juga mencatat bahwa inflasi ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor musiman seperti tingginya curah hujan dan banjir di wilayah Pantura, penurunan produksi bawang merah, serta meningkatnya permintaan selama Ramadan dan jelang Lebaran.
Ekonom sekaligus Dosen Pascasarjana STIE Mulia Pratama, Nur Imam Saifulloh, menilai lonjakan harga emas turut mendorong inflasi. Menurutnya, masyarakat cenderung menjadikan emas sebagai instrumen penyimpanan aset yang dinilai stabil.
“Setelah Lebaran, masyarakat biasanya menyimpan aset dalam bentuk emas karena dianggap lebih stabil dibanding saham atau deposito,” ujarnya.
Namun ia juga mengingatkan bahwa setelah momentum Ramadan dan Lebaran berakhir, ada kemungkinan inflasi kembali turun atau bahkan kembali ke zona deflasi seperti di awal tahun.
“Saya pribadi melihat situasi ini masih positif. Tapi tetap perlu diwaspadai tren deflasi pasca Lebaran,” tandasnya.(sur)
INFLASI KOTA BEKASI – MARET 2025
1. Kenaikan Inflasi**
– 📈 **1,46% (Month to Month)** – Inflasi bulanan
– 📅 **0,73% (Year to Date)** – Inflasi sejak awal tahun
– 📆 **0,93% (Year on Year)** – Inflasi tahunan (terendah dalam 6 tahun terakhir)
🔥 Penyebab Inflasi Tertinggi
– ⚡ Tarif Listrik (+1,3%)
– 🧅 Bawang Merah (+0,16%)
– 💍 Emas Perhiasan (+0,08%)
– 🌶️ Cabai Rawit (+0,06%)
– 🥚 Telur Ayam Ras (+0,03%)
Komoditas Penekan Inflasi (Deflasi)
– 🍅 Tomat (-0,02%)
– 🥕 Wortel (-0,02%)
– 🫘 Kacang Panjang (-0,01%)
– ⛽ Bahan Bakar Rumah Tangga (-0,01%)
– 🚆 Tarif Kereta Api (-0,01%)
Penyebab Kenaikan Harga
– 🔄 Berakhirnya diskon listrik & tarif angkutan udara
– 💧 Curah hujan tinggi dan banjir di wilayah Pantura
– 🌱 Produksi bawang merah menurun (Feb–Mar)
– 📈 Permintaan tinggi jelang Ramadan & Lebaran
– 🏦 Kenaikan tren harga emas