Berita Bekasi Nomor Satu

7 Perilaku Unik Orang yang Mengirim Pesan Terlebih Dulu Sebelum Menelepon

Ilustrasi orang yang kebiasaan mengirim pesan sebelum menelepon. Foto: Freepik.

RADARBEKASI.ID, BEKASI –  Bagi sebagian orang, mengirim pesan singkat sebelum melakukan panggilan telepon mungkin hanya dianggap sebagai sopan santun. Namun di balik kebiasaan itu, tersimpan potongan-potongan kecil yang mampu mengungkap kepribadian dan cara seseorang membangun relasi.

Fenomena ini lebih dari sekadar kebiasaan modern, seakan menyiratkan cara kita mengelola ruang pribadi, mengekspresikan rasa hormat, hingga menunjukkan kerentanan dalam interaksi.

Dilansir dari JawaPos, menurut artikel yang dikutip dari geediting.com pada Rabu (16/4), begini 7 perilaku seseorang di balik, kebiasaan orang yang mengirim pesan lebih dulu.

BACA JUGA: Para Wanita Harus Tahu, Ini Tips Mencerahkan Kulit Secara Alami yang Sehat dan Aman

1. Di Balik Dorongan untuk Mengendalikan

Bagi mereka yang terbiasa mengirim pesan sebelum menekan tombol panggil, ada kecenderungan untuk ingin mengendalikan situasi terlebih dahulu. Ini bukan soal dominasi, melainkan upaya mengatur ritme komunikasi agar lebih tertata.

Mereka ingin memastikan bahwa percakapan berjalan dalam jalur yang nyaman dan minim gangguan. Orang-orang dengan pola seperti ini biasanya menghargai efisiensi dan waktu, baik miliknya sendiri maupun orang lain.

2. Menjunjung Kejelasan dan Kepastian

Keinginan akan komunikasi yang jelas dan tepat sasaran seringkali menjadi alasan seseorang memilih mengirim pesan sebelum menelepon.

Bagi mereka, ketidakpastian bisa menimbulkan kecanggungan atau kesalahpahaman. Maka, dengan mengirim pesan lebih dulu, mereka mencoba menyamakan ekspektasi, menyusun konteks, dan memastikan bahwa setiap percakapan memiliki arah yang jelas.

3. Ada Rasa Takut Akan Penolakan

Di sisi lain, kebiasaan ini juga bisa menjadi refleksi dari ketakutan terdalam: rasa takut ditolak.

Dengan mengirim pesan terlebih dahulu, mereka mencari kepastian bahwa panggilan mereka akan diterima, bukan diabaikan.

Ini menjadi semacam perlindungan diri yang halus, sebuah cara agar mereka tidak merasa ditolak secara langsung dalam interaksi.

4. Wujud Hormat pada Privasi Orang Lain

Menghubungi seseorang tanpa pemberitahuan bisa dianggap sebagai tindakan yang menabrak batas pribadi. Karena itulah, orang yang memilih berkirim pesan sebelum menelepon sering kali memiliki sensitivitas tinggi terhadap ruang dan waktu milik orang lain.

Mereka sadar bahwa tidak semua orang siap dihubungi setiap saat. Maka, lewat pesan singkat, mereka memberi ruang bagi lawan bicara untuk memilih waktu terbaik untuk berinteraksi.

5. Naluri Perencana yang Kuat

Orang yang senang merancang segalanya biasanya juga menerapkan pola itu dalam komunikasi mereka.

Mereka yang terbiasa mengirim pesan sebelum menelepon, sering kali ingin percakapan berjalan lancar dan terarah.

Bagi mereka, spontanitas bisa menimbulkan kekacauan atau pembicaraan yang tidak produktif. Maka, perencanaan bahkan dalam hal sekecil percakapan menjadi bagian dari karakter mereka.

6. Kerentanan yang Tak Terucap

Di balik pesan yang tampak ringan, ada bentuk kerentanan yang sebenarnya sangat kuat. Mengirim pesan sebelum menelepon adalah bentuk permohonan yang sopan, seolah berkata, “Bolehkah aku menyapamu?”

Ini menunjukkan bahwa mereka menyadari kemungkinan untuk tidak didengar, namun tetap memilih untuk mencoba.

Dalam dunia komunikasi yang serba cepat, keberanian untuk menunjukkan kerentanan justru menjadi kekuatan tersendiri.

7. Empati yang Terselip di Balik Kebiasaan

Kebiasaan ini juga dapat dibaca sebagai bentuk empati. Mereka yang terbiasa mengirim pesan sebelum menelepon biasanya sangat memperhatikan kenyamanan orang lain.

Mereka memberi waktu dan kesempatan bagi lawan bicara untuk menentukan kesiapan mereka sendiri. Tindakan kecil ini mencerminkan tingkat kepekaan sosial yang tinggi dan sikap menghargai orang lain dalam setiap interaksi. (cr1)