Berita Bekasi Nomor Satu

Dosen Ekonomi Ungkap Faktor di Balik Fenomena Masyarakat Berburu Emas

Sejumlah warga tampak mengantre untuk membeli emas batangan di Butik Emas Logam Mulia (LM) Antam Belm Bekasi yang berlokasi di Rukan Emerald Kelurahan Margamulya Kecamatan Bekasi Utara, Selasa (15/4). FOTO: SURYA BAGUS/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dosen ekonomi STIE Mulia Pratama, Andi Muhammad Sadeli melihat beberapa faktor di balik fenomena banyaknya masyarakat yang berburu emas batangan akhir-akhir ini.

Pertama, kemudahan setiap orang menerima informasi tentang kondisi ekonomi setiap saat.

Hal ini menurutnya berpengaruh pada psikologi masyarakat sehingga menyulut naiknya permintaan emas. Sisi lain, emas diyakini sebagai instrumen investasi yang likuid dan memiliki nilai stabil.

“Saya kira ada faktor permintaan yang tinggi mempengaruhi tingkat harga, kedua ada kecemasan terhadap signal ekonomi, ketiga adalah ketidakpastian global,” katanya.

Beberapa waktu belakangan kata dia, nampak kenaikan harga emas yang cukup tinggi. Hal ini sangat jarang terjadi, dimana emas sejatinya tidak bersifat elastis atau tidak banyak terpengaruh oleh permintaan, serta memiliki nilai yang relatif stabil.

Investasi dalam bentuk logam mulia kata dia, cenderung tidak memiliki resiko tinggi. Dengan kata lain, keuntungan dan kerugian dari instrumen investasi jangka panjang ini tidak akan terlampau dalam.

“Emas itu meskipun turun dia tidak memiliki resiko terlalu dalam, bahkan kecenderungannya setiap tahun itu pasti naik,” ucapnya.

Resiko investasi emas ini diantaranya adalah resiko hilang dan selisih harga beli. Namun, saat ini ia meyakini masyarakat memiliki tempat penyimpanan yang relatif baik.

“Kerugian yang lain adalah selisih harga beli, itu pun tidak terlalu besar,” tambahnya.

Sebagai informasi, harga emas antam logam mulia pada Kamis pagi kemarin bertahan Rp1.986.000 per gram, stagnan dibandingkan hari sebelumnya.

Harga emas Antam sangat labil dalam tiga hari terkahir, rekor baru harga emas antam terjadi pada Sabtu pekan kemarin, Rp1.904.000 per gram. (sur)