Berita Bekasi Nomor Satu

Tanpa Mitra Industri, Lulusan SMK Bekasi Terlunta di Dunia Kerja

ILUSTRASI: Para siswa SMK Bisnis dan Teknologi Kota Bekasi menjalani ujian kompetensi di sekolah. ISTIMEWA

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Tingkat penyerapan lulusan SMK di wilayah Bekasi ke dunia kerja tergolong rendah, terutama bagi sekolah-sekolah yang belum menjalin kerja sama dengan dunia industri.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMK Citra Mutiara Kabupaten Bekasi, Prawiro Sudirjo, mengakui bahwa daya serap tenaga kerja di wilayah tersebut sangat terbatas.

 

“Khususnya bagi sekolah yang tidak memiliki kerjasama dengan perusahaan atau dunia industri,” ucapnya kepada Radar Bekasi, Rabu (23/4).

 

Menurut Prawiro, peluang lulusan SMK untuk terserap ke dunia kerja tanpa adanya kemitraan industri hanya berkisar antara 30 hingga 40 persen.

 

“Paling ada sekitar 30 sampai 40 persen saja yang bisa terserap tenaga kerja, berbeda dengan sekolah yang memiliki banyak kerjasama dengan industri, itu peluangnya bisa 100 persen,” tuturnya.

 

Oleh karena itu, lanjut Prawiro, sekolah perlu memiliki strategi khusus untuk memastikan para lulusan bisa masuk ke dunia kerja.

 

Salah satunya dengan memberikan izin magang bagi siswa yang belum menerima hasil kelulusan, atau membuka kelas industri di sekolah.

 

“Sekolah sebenarnya harus aktif mencari peluang, agar siswa merasa terbantu ketika mencari lowongan kerja,” ujar Prawiro.

 

Hal senada disampaikan Ketua Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK Bisnis dan Teknologi Kota Bekasi, Riono. Ia menyebutkan bahwa pihak sekolah menargetkan sekitar 75 persen lulusan dapat langsung terserap ke dunia kerja.

 

“Kami punya target bagi siswa yang sudah lulus dapat terserap di dunia kerja sekitar 75 persen dan ini harus membutuhkan strategi khusus,” terangnya.

 

Sejak Maret lalu, pihak sekolah sudah memberikan izin kepada siswa kelas XII untuk mengikuti program magang. Harapannya, setelah menerima Surat Keterangan Lulus (SKL) dan ijazah, mereka bisa langsung bekerja atau melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

 

“Para siswa kami bekali surat pengantar untuk magang di perusahaan. Ketika mereka mendapat penilaian baik dan ada peluang rekrutmen, perusahaan tidak perlu mencari kandidat lagi, karena sudah ada di dalam dan sudah mengenal alur kerjanya,” papar Riono.

 

Ia menambahkan, di tengah terbatasnya lapangan pekerjaan, strategi yang tepat sangat penting untuk membantu para lulusan yang belum memiliki pengalaman kerja.

 

“Strategi ini sangat krusial. Sekolah harus cermat dalam membimbing siswa agar mereka siap menghadapi dunia kerja,” pungkasnya. (dew)