RADARBEKASI.ID, BEKASI — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi menunjuk Puskesmas di Kecamatan Bekasi Barat sebagai pilot project percepatan penanganan stunting.
Langkah ini diambil untuk menekan angka stunting yang terus bertambah di wilayah tersebut.
Sekretaris Dinkes Kota Bekasi, Fikri Firdaus, mengatakan bahwa penunjukan ini menjadi bagian dari rangkaian program percepatan penanganan stunting yang tengah digencarkan di Kota Bekasi. Berdasarkan data, angka stunting di Kota Bekasi saat ini mencapai sekitar 4.000 anak, meningkat dari sebelumnya 3.571 anak.
“Pilot project kita laksanakan di Kecamatan Bekasi Barat, dimulai dari wilayah Jakasampurna,” kata Fikri, Sabtu (26/4).
Selanjutnya, program dilanjutkan di wilayah Bintara dan Kranji dengan melibatkan 267 anak sebagai sampel. Dari hasil skrining tersebut, ditemukan 23 anak mengalami stunting akibat penyakit tuberkulosis (TBC).
“Penanganannya kita prioritaskan pada penyembuhan penyakit terlebih dahulu. Jika penyakitnya tidak ditangani, pemberian gizi saja tidak akan efektif mempercepat penanganan stunting,” tegasnya.
Selain itu, Fikri mengungkapkan sekitar 52 anak dalam program tersebut juga teridentifikasi mengalami anemia. Penyebab anemia pun beragam, mulai dari infeksi cacing hingga anemia aplastik, sehingga diperlukan skrining lanjutan untuk memastikan diagnosis.
Fikri menambahkan, Kota Bekasi menjadi daerah pertama di Jawa Barat yang menerapkan skrining berbasis penyebab penyakit dalam percepatan penanganan stunting.
“Kami sudah melaporkan model penanganan ini ke Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, agar upaya yang dilakukan lebih optimal dan efektif,” ujarnya.
Dalam pelaksanaannya, Fikri meminta dukungan penuh dari Camat dan Sekretaris Camat (Sekcam) Bekasi Barat untuk mensukseskan pilot project ini di wilayah mereka.
“Peran kecamatan sangat penting untuk memastikan program ini berjalan maksimal,” tandasnya. (pay)