Berita Bekasi Nomor Satu

Abdul Harris Bobihoe: Bekasi Harus jadi Kota Paling Toleran Peringkat Pertama

TOLERAN: Peserta Rapat Koordinasi Majelis Umat Beragama (MUB) tingkat kecamatan dan kelurahan se-Kota Bekasi, Selasa (29/4).

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe, menyuarakan ambisi besar agar Kota Bekasi tak hanya menjadi kota yang nyaman dihuni, tetapi juga dinobatkan sebagai kota paling toleran di Indonesia.

Pernyataan itu disampaikan saat membuka Rapat Koordinasi Majelis Umat Beragama (MUB) tingkat kecamatan dan kelurahan se-Kota Bekasi, Selasa (29/4).

Dalam forum yang digelar untuk memperkuat sinergi antar tokoh agama, camat, dan lurah, Harris menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak demi menjaga kerukunan dan mencegah konflik sosial berbasis keagamaan. Ia menegaskan, menjaga toleransi bukan sekadar slogan, tetapi bagian dari strategi besar pemerintah kota untuk merawat keberagaman sebagai kekuatan utama.

BACA JUGA: Pemkot Bekasi Targetkan Benahi 130 Rutilahu

“Pemerintah Kota Bekasi menargetkan menjadi kota toleransi nomor satu. Tapi lebih dari itu, kami ingin menciptakan kehidupan sosial yang rukun, guyub, dan saling menghargai di tengah keberagaman,” ujar Harris dalam sambutannya.

Ia menilai, tugas menciptakan keharmonisan tidak bisa hanya dibebankan pada pemerintah, tetapi juga perlu peran aktif seluruh elemen masyarakat. MUB, sebagai wadah tokoh-tokoh lintas agama, disebutnya punya posisi strategis dalam meredam gesekan sosial, memperkuat dialog lintas iman, dan menjaga stabilitas wilayah.

“MUB adalah ujung tombak di tengah masyarakat. Mereka berperan penting dalam membina mental spiritual warga serta mendeteksi dini potensi konflik,” tegasnya.

BACA JUGA: Lahan Bekas Bangli di Jalan Pangeran Jayakarta Bakal Ditata, Tri Adhianto: Dibangun Taman Interaksi

Bekasi, lanjut Harris, adalah kota dengan masyarakat yang sangat heterogen—tempat berbagai suku, agama, dan latar belakang hidup berdampingan. Situasi itu menjadi tantangan sekaligus potensi besar jika dikelola dengan semangat toleransi dan inklusivitas.

“Keberagaman di Kota Bekasi harus jadi kekuatan, bukan pemicu perpecahan. Mari jadikan perbedaan sebagai kekayaan untuk saling menguatkan. Penghargaan terhadap sesama tanpa memandang latar belakang adalah fondasi utama untuk kota yang nyaman dan damai,” paparnya.

Tak hanya soal toleransi, Harris juga mengingatkan pentingnya kesadaran sosial dalam menjaga lingkungan. Ia menekankan bahwa menciptakan suasana aman dan tenteram dimulai dari kepedulian warga terhadap lingkungan terdekat mereka.

BACA JUGA: Dewan Desak Transparansi Proyek PLTSa Kota Bekasi

“Lingkungan yang aman lahir dari masyarakat yang saling menjaga, saling menyapa, dan tidak saling mencurigai. Kita harus menumbuhkan kembali semangat guyub, gotong royong, dan tidak membeda-bedakan satu sama lain,” pungkasnya.

Rakor MUB ini menjadi bagian dari komitmen Pemkot Bekasi dalam memperkuat ketahanan sosial dan spiritual masyarakat di tengah dinamika urban yang semakin kompleks.(sur)