Berita Bekasi Nomor Satu

Pembangunan BSH 0 Dikebut, Target Rampung Sebelum Musim Kemarau 2025  

PEMBANGUNAN BENDUNG: Alat berat terpakir di proyek pembangunan BSH 0 di Desa Sukajaya Kecamatan Cibitung, belum lama ini. FOTO: ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (SDABMBK) Kabupaten Bekasi tengah mengejar penyelesaian pembangunan Bendungan Srengseng Hilir (BSH) 0 yang berlokasi di Desa Sukajaya Kecamatan Cibitung.

Proyek ini ditargetkan rampung pada November 2025 agar saat musim kemarau tiba, petani di wilayah utara tak lagi terdampak kekeringan.

Kepala Dinas SDABMBK Kabupaten Bekasi, Henri Lincoln, menjelaskan bahwa progres pembangunan sempat tertunda selama dua bulan akibat keberadaan bangunan liar (bangli) yang menghambat pergerakan alat berat.

“Kita kontrak itu sampai November tahun ini, kemarin mundur dua bulan karena ada bangli. Kita minta bantuan Satpol PP, karena ada tahapan mulai pemberitahuan, sosialisasi, terus pembongkaran. Karena sudah lewati tahap itu, sekarang kita lagi ngejar fisiknya,” ucap Henri kepada Radar Bekasi, Senin (5/5).

Henri menyebut, bendungan ini akan difungsikan untuk meninggikan muka air saat musim kemarau. Dengan begitu, pasokan air ke area persawahan, terutama di wilayah utara Kabupaten Bekasi bisa terjaga, menghindari gagal tanam seperti yang sering terjadi sebelumnya.

“Kalau sekarang musim kering, air los terus ke CBL. Nah ini yang kita bendung, terus kita bikin intake buat ke Srengseng Hilir,” tambahnya.

Pembangunan fisik bendungan ini memakan anggaran sekitar Rp80 miliar. Proyek ini merupakan bagian dari kerja sama antara Pemkab Bekasi dan Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC), mencakup pembangunan bendungan serta normalisasi aliran dari BSH 0 hingga BSH 34 di Desa Pantai Harapanjaya Kecamatan Muaragembong.

“Ini kita bagi, yang bendungan hanya sekitar Rp80an miliar. Normalisasi itu dikerjakan oleh BBWS,” terang Henri.

Setelah selesai, pengaturan debit air akan dikelola oleh petugas operasional dari Perum Jasa Tirta. Henry menambahkan, pembangunan ini merupakan aspirasi petani di wilayah utara yang sangat bergantung pada saluran Srengseng Hilir, yang mengairi lebih dari 2.000 hektar sawah.

“Tapi masyarakat juga harus sadar, jangan buang sampah sembarangan. Sungai bukan tempat sampah,” tegasnya.

Sementara itu, petani asal Desa Pantai Harapanjaya Muaragembong, Aris Sukadam, menyambut baik proyek ini. Menurutnya, pembangunan bendungan sangat dinantikan karena akan berdampak langsung pada distribusi air di tujuh kecamatan.

“Petani mengapresiasi, sekian puluh tahun menunggu pembangunan bendungan tersebut. Musim kemarau 2024 paling ekstrem. Sangat berdampak kekeringan dari luasa 7.252 hektar lahan pertanian,” tandasnya. (ris)