Oleh: Murodi al-Batawi*
Sejumlah intelektual Betawi berkumpul di Hari Kebangkitan Nasional, Selasa 20 Mei 2025. Mereka bersilaturrahim di Assyiik Resto, Setu Cipayung, Kecamatan Setu Cipayung, Jakarta Timur.
Para intelektual Betawi itu terdiri dari para Profesor sejumlah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Jakarta dan sekitarnya. Selain itu, juga dihadiri salah seorang Jenderal TNI AD (purnawirawan), yang juga berasal dari Betawi. Beliau lah yang memfasilitasi pertemuan tersebut di restonya.
Pertemuan Silaturrahim itu digagas Prof. Murodi dan Prof. Sylvia Murni, yang merupakan penggagas dan pendiri Betawi’s Profesor Club.
Berawal dari keinginan sejumlah profesor Betawi untuk mengadakan Silaturrahim guna menggagas berdirinya sebuah forum atau lembaga yang menghimpun potensi intelektual Betawi dari berbagai PTN dan PTS di daerah Jakarta dan sekitarnya.
Selama ini, potensi itu masih berserakan tidak termanfaatkan secara maksimal, baik oleh lembaga pendidikan atau Pemerintah Daerah Jakarta, terutama terkait pemberdayaan masyarakat Betawi dan kebudayaannya. Padahal, banyak profesor dan doktor dari komunitas etnis masyarakat Betawi yang dapat diajak kerjasama, semisal Prof. Yasmin Shihab, antropolog UI, Prof. Bahrullah Akbar, mantan Ketua BPK RI, Prof. Hasbullah Thabrani, seorang dokter senior. Prof. Zulkifli, dekan FKM UI, Prof. Agus Suradika, dan masih banyak lagi yang lain.
Mereka adalah orang-orang hebat dan potensial. Karena itu, meski dalam kesibukan luar biasa, mereka mau menyempatkan diri hadir guna menggagas berdirinya sebuah organisasi atau forum intelektual Betawi. Meski belum disepakati namanya, tapi mereka bersepakat untuk secara bersama membentuk sebuah lembaga untuk menghimpun para intelektual Betawi potensial.
Betawi’s Intellectual Circle
Gagasan mendirikan forum atau semisal Betawi’s Intellectual Circle bertujuan, antara lain untuk:
Pertama, meningkatkan kualitas pemikiran dan penelitian di bidang kebudayaan Betawi.
Kedua, mengembangkan program pengabdian masyarakat yang berbasis kebudayaan Betawi.
Ketiga, meningkatkan kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap kebudayaan Betawi.
Keempat, membangun jaringan dan kerjasama dengan institusi pendidikan dan penelitian lainnya.
Semua gagasan tersebuat akan dituangkan dalam bentuk Program
Diskusi Ilmiah, tentang topik-topik yang relevan dengan kebudayaan Betawi. Selain itu, juga melakukan penelitian kolaboratif dengan institusi pendidikan dan penelitian lainnya tentang kebudayaan Betawi.
Kemudian, ada juga program publikasi Jurnal ilmiah tentang
kebudayaan Betawi. Terakhir, program kegiatan budaya yang mempromosikan kebudayaan Betawi, seperti festival, pameran, dan pertunjukan seni.
Dengan demikian, Betawi’s Intellectual Circle dapat menjadi wadah bagi intelektual Betawi untuk memajukan pemikiran, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang berbasis pada nilai-nilai kebudayaan Betawi.
Hal Itu semua impian kami sebagai intelektual masyarakat Betawi yang tergabung dalam Betawi’s Intellectual Circle. Semoga terwujud semua impian tersebut dalam waktu dekat.
*Penulis adalah Anak Betawi sekaligus Guru Besar Sejarah dan Kebudayaan Islam di Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.