RADARBEKASI.ID, BEKASI – Warga di Jalan Bintara Kecamatan Bekasi Barat Kota Bekasi, mengeluhkan kondisi jalan beton yang dibongkar akibat proyek galian relokasi jaringan utilitas.
Pasalnya, usai pekerjaan rampung, lubang bekas galian hanya ditutup dengan campuran semen dan pasir setebal sekitar 4–5 sentimeter, jauh dari ketebalan beton semula yang mencapai 15 sentimeter.
Rudi, salah satu warga setempat, mempertanyakan kurangnya pengawasan dari pemerintah terhadap proyek tersebut. Ia khawatir penutupan yang tidak sesuai standar akan membahayakan kendaraan berat yang melintas.
“Betonnya dijebol sedalam 15 sentimeter, tapi ditutup kembali hanya 4 sentimeter dengan campuran semen dan pasir. Apa tidak membahayakan? Seharusnya pemerintah mengawasi,” ujarnya, Selasa (27/5).
Rudi menambahkan, meskipun pekerjaan tersebut dilakukan oleh pihak ketiga, pemerintah tetap memiliki tanggung jawab untuk mengawasi dan memastikan perbaikannya dilakukan sesuai spesifikasi awal.
“Kalau tidak diperbaiki seperti semula, warga yang akan dirugikan. Jangan sampai pekerjaan asal-asalan dibiarkan begitu saja,” tegasnya.
Menanggapi keluhan warga, Sekretaris Camat (Sekcam) Bekasi Barat, Nurdin, mengakui bahwa pekerjaan tersebut dilakukan oleh pihak ketiga dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Telekomunikasi (Apjatel), bukan oleh pemerintah kota.
“Itu memang bukan proyek pemerintah, tapi dari pihak ketiga Apjatel. Kami hanya mengetahui saja,” katanya.
Meski demikian, Nurdin menyatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk memastikan lubang bekas galian ditutup kembali sesuai standar teknis.
“Kami akan komunikasi dengan pihak terkait agar penutupan tidak asal-asalan. Lubang harus ditutup seperti semula,” tandasnya. (pay)