RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kualitas udara di Kota Bekasi berada dalam kategori sedang selama akhir pekan, di tengah meningkatnya perhatian publik terhadap kondisi udara di wilayah Jabodetabek yang dinilai memburuk dalam sepekan terakhir.
Pantauan Radar Bekasi melalui aplikasi ISPUNet Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan, pada Minggu (1/6) pukul 15.00 WIB, indeks standar pencemar udara (ISPU) di kawasan Stadion Patriot Candrabhaga tercatat di angka 93. Nilai tersebut berada di ambang batas kategori sedang.
Namun pada Sabtu (31/5) malam, kualitas udara sempat memburuk. Partikel debu halus PM2.5 tercatat menembus angka 101 pada pukul 20.00–21.00 WIB, yang dikategorikan tidak sehat.
BACA JUGA: Gunung Salak-Gede Pangrango Terlihat dari Kota Bekasi, Ini Kualitas Udara Pagi Ini
Situasi serupa juga terjadi di Bantargebang, di mana ISPU pada Minggu sore tercatat di angka 96, masih dalam kategori sedang. PM2.5 di titik tersebut menjadi yang tertinggi dalam 24 jam terakhir.
Sementara itu, di kawasan Stasiun Bekasi dan Kayuringin, ISPU pada Kamis (30/5) pukul 16.00 WIB tercatat 80, atau masih dalam batas aman.
Kondisi ini menjadi perhatian serius, terutama setelah laporan Nafas Indonesia menyebutkan bahwa kualitas udara di sejumlah titik Jabodetabek sempat mencapai level berbahaya.
Pemerintah Tanggapi
Menanggapi kondisi tersebut, pemerintah pusat berencana melakukan penyisiran terhadap 48 kawasan industri di Jabodetabek sebagai bagian dari upaya penanggulangan pencemaran udara.
Ahli Kesehatan Lingkungan dari Griffith University, Dicky Budiman, menilai langkah tersebut penting dan mendesak. Menurutnya, tingginya konsentrasi PM2.5 tidak boleh dibiarkan berlarut.
BACA JUGA: Jaga Kualitas Udara, DPRD Kabupaten Bekasi Desak Industri Perbanyak Tanam Pohon
“Jika dibiarkan, dampaknya akan meningkatkan angka penyakit pernapasan, menurunkan produktivitas, dan membebani ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Ia menyebut polusi udara sebagai “silent endemic”, karena dampaknya tidak terlihat langsung, namun terus menggerogoti kesehatan masyarakat dalam jangka panjang.
Pemkot Bekasi Bergerak
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi, Yudianto, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai langkah mitigasi, termasuk pembangunan taman kota, hutan kota, dan jalur hijau untuk menekan polusi.
“Kami telah menempatkan alat pemantau kualitas udara di sejumlah titik untuk memantau kondisi secara real-time,” ujarnya.
BACA JUGA: 40 Perusahaan Ikuti Pembinaan Lingkungan Hidup
Selain itu, DLH juga aktif mengkampanyekan larangan membakar sampah dan mengajak masyarakat untuk melakukan penanaman pohon secara masif di lingkungan sekolah, perkantoran, hingga permukiman warga.
Upaya kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat dinilai menjadi kunci dalam menghadapi ancaman pencemaran udara yang kian nyata. (sur)