RADARBEKASI.ID, BEKASI – Jajaran Komisi II DPRD Kabupaten Bekasi melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke kantor dan mess atlet National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kabupaten Bekasi di Sukatani, Rabu (18/6).
Sidak dilakukan menyusul temuan belum diserahkannya laporan pertanggungjawaban (LPJ) dana hibah selama dua triwulan, serta adanya keterlambatan honor atlet. Temuan tersebut mengemuka dalam rapat dengar pendapat antara Komisi II DPRD, Disbudpora, dan pengurus NPCI sehari sebelumnya.
BACA JUGA: NPCI Kabupaten Bekasi Belum Serahkan LPJ Dana Hibah
Dalam kunjungannya, anggota komisi II DPRD Kabupaten Bekasi, Jamil, memantau fasilitas latihan serta memastikan tidak ada peristiwa pengusiran atlet seperti yang tengah ramai.
“Yang ada adalah sedang melakukan degradasi, evaluasi atlet,” ujar Atlet.
Ia menjelaskan bahwa atlet yang telah meraih medali emas naik kelas, sehingga tidak lagi bertanding di tingkat kabupaten.
“Dan tidak lagi dibutuhkan di sini,” kata Jamil.
Jamil juga menyoroti bahwa mayoritas atlet NPCI tidak mengikuti pendidikan formal. Ia pun mendorong pengurus memfasilitasi kejar paket untuk kesetaraan pendidikan.
BACA JUGA: Atlet Disabilitas NPCI Kabupaten Bekasi Keluhkan SK Tak Terbit dan Honor Telat
“Supaya kedudukan mereka sama dalam pendidikan,” katanya.
Terkait LPJ yang belum diserahkan, Jamil meminta agar pengurus menuntaskan dalam 10 hari untuk menghindari polemik. Ia juga menyebut dugaan konflik internal adalah hal biasa dalam organisasi.
“Maka kan kita harus tabayun,” ucap Jamil.
Sementara itu, Ketua NPCI Kabupaten Bekasi, Kardi Leo, menyatakan bahwa isu pengusiran muncul akibat emosi sesaat dari atlet yang tidak dipanggil untuk pembinaan. Ia mengakui LPJ dana hibah sebesar Rp7,5 miliar sedang disiapkan.
“Terkait LPJ sedang kami siapkan. Ini proses yang berjalan. Sebagai pengurus atau ketua, saya harus mempersiapkan itu,” ungkap Kardi.
Kardi juga menepis kabar bahwa keterlambatan LPJ selama dua triwulan itu disebabkan oleh faktor kesengajaan atau kelalaian. Dikatakannya, proses penyusunan LPJ membutuhkan waktu dan koordinasi antarbidang di kepengurusan.
“Jangan dulu berprasangka, mari kita tabayun. Semua ada porsinya masing-masing. Saya hanya minta semua pihak untuk tidak membesar-besarkan hal yang masih bisa diklarifikasi secara terbuka,” sambungnya.
Kardi mengajak atlet untuk fokus mempersiapkan diri menghadapi Peparda 2026. Ia menegaskan pentingnya menyeimbangkan capaian prestasi dengan pengelolaan administrasi.
“Yang penting di akhir kegiatan, target dan prestasi bisa kita capai. Makanya saya sudah instruksikan, semua hal harus diperkuat bersama-sama,” tandasnya. (ris)











